ADAB Project CLEAR: Dari Kelas Geografi Menjadi Solusi Masa Kini di Probolinggo
Probolinggo – Jembatani ilmu pengetahuan dan aksi nyata untuk menjawab tantangan perubahan iklim, Suci Romadani, Guru SMAN 4 Probolinggo, melalui ADAB Project berbasis Climate Learning Exploration & Action with Reflection (CLEAR) Sekolah Guru Indonesia (SGI) menginisisasi Probolinggo Climate Mapping and Action for Public Solutions (PCMAPS).
Suci mengatakan kehadiran PCMAPS merupakan bentuk keresahannya terhadap perubahan iklim. Menurutnya hal tersebut bukan lagi sekadar isu global yang asing, sebab dampaknya terasa nyata di kehidupan sehari-hari terutama di Kota Probolinggo. Dari kegelisahan tersebut ia menyadari jika pembelajaran geografi tidak boleh berhenti pada teori di kelas. Ia harus menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan aksi nyata untuk menjawab tantangan perubahan iklim.
Pelatihan ADAB Project berbasis CLEAR menjadi titik balik penting dalam mengajarkan materi perubahan iklim dalam pembelajaran geografi. Dari sini ia belajar bahwa pembelajaran berbasis proyek bisa disederhanakan menjadi 4 tahapan kegiatan yang disingkat ADAB (Ajukan Pertanyaan – Dampingi Investigasi – Ajak Berkarya – Bagikan Hasil). Dalam prosesnya, guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi fasilitator dan pemimpin perubahan. Saya terinspirasi untuk mengajak siswa melihat lingkungan sekitar sebagai laboratorium alam.
Lewat ADAB Project CLEAR, SGI berkomitmen membangun kebiasaan positif dalam menghidupkan budaya sekolah sebagai langkah awal perubahan bagi lingkungan. ADAB Project CLEAR adalah program inovatif yang diinisiasi SGI untuk pembelajaran perubahan iklim yang dilaksanakan di sekolah di beberapa wilayah di Indonesia.
Dari pengalaman bersama ADAB Project CLEAR, Suci yakin program ini bisa membawa perubahan besar di masyarakat. Ia menuturkan, dari langkah kecil yang konsisten melalui PCMAPS ia melihat bagaimana siswa mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya belajar, tetapi juga menginspirasi lingkungannya. Suci berharap gerakan ini tidak berhenti di SMAN 4 Probolinggo saja dan bisa direplikasi di sekolah lain. Ia percaya, semakin banyak guru yang berani berinovasi, semakin kuat pula gerakan bersama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.