Sekolah Literasi Indonesia: Gerakan Filantropi Islam dalam Pemberdayaan Pendidikan Berbasis Literasi (2)
Bogor – SLI tidak hanya menjadikan siswa sebagai penerima manfaat, tetapi juga melibatkan guru, keluarga, dan masyarakat dalam ekosistem literasi yang terintegrasi. Melalui pelatihan, pendampingan, dan pengembangan modul literasi, SLI menjadi salah satu bentuk implementasi nyata dari pendekatan “filantropi kreatif” yang menggabungkan pelayanan sosial dengan intervensi berbasis riset dan kolaborasi lintas sektor. Program ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 tentang pendidikan bermutu, serta mencerminkan bagaimana lembaga filantropi Islam dapat berperan aktif dalam menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan melalui pendidikan.
SLI percaya bahwa literasi adalah pondasi penting bagi terbentuknya manusia yang berakhlak mulia, berpikir kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman. Oleh karena itu, literasi yang diusung SLI tidak semata kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup karakter, kecakapan hidup, dan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Sejak 2016, SLI telah melaksanakan berbagai aktivitas yang dirancang untuk menghidupkan budaya literasi secara utuh, di antaranya pendampingan sekolah dalam penguatan literasi, baik dalam bentuk pelatihan guru, pengembangan program kelas literasi kreatif, maupun penerapan strategi literasi yang menyenangkan dan kontekstual; Pendampingan perpustakaan sekolah, agar perpustakaan tidak sekadar menjadi ruang penyimpanan buku, tetapi menjadi pusat edukatif rekreatif yang terhubung dengan kegiatan siswa dan guru; Pendampingan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) agar TBM tumbuh menjadi ruang belajar bersama yang inklusif, menyenangkan, dan berdampak bagi masyarakat.
Inisiasi Komunitas Media Pembelajaran (KOMED), wadah kolaborasi guru-guru untuk menciptakan, mengembangkan, dan membagikan media pembelajaran yang kreatif dan literat. Pemberdayaan pemuda melalui program Duta Gemari Baca, yaitu para anak muda yang menjadi motor penggerak literasi di daerahnya dengan pendekatan kreatif dan berbasis kearifan lokal. Penguatan literasi tematik, yaitu kegiatan literasi yang mengangkat isu-isu penting seperti lingkungan, keuangan, kesehatan, nilai-nilai agama, dan lainnya, agar literasi menjadi lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan.
“Saat ini, salah satu program unggulan dari SLI adalah PELITA SLI, yaitu pemberdayaan penggiat literasi lokal sebagai motor penggerak dalam mengembangkan literasi di suatu Kawasan. Program ini dikembangkan untuk menciptakan ekosistem literasi mandiri yang berkelanjutan di suatu kawasan,” jelas Shirli Gumilang. “PELITA SLI dirancang untuk mendorong transformasi literasi secara kolaboratif dan menyeluruh. Fokus utamanya terbagi ke dalam empat dampak utama di antaranya peningkatan kapasitas penggiat literasi lokal (PELITA SLI), PELITA SLI dibekali agar menjadi pribadi literat yang mampu menjadi fasilitator, penggerak, dan penghubung antar pihak dalam pengembangan literasi di daerahnya; Penguatan peran TBM (Taman Bacaan Masyarakat), Pendampingan komunitas literasi (TBM) yang dimiliki PELITA SLI agar memiliki program literasi yang relevan dan berdampak, serta menjadi pusat literasi masyarakat yang aktif dan berkelanjutan; Peningkatan kualitas literasi di lingkungan sekolah, Melalui pelatihan dan pendampingan oleh PELITA SLI, guru dibekali keterampilan untuk mengembangkan literasi di lingkup kelas dan sekolah; Penguatan budaya literasi di lingkungan keluarga, Memberikan edukasi kepada orangtua melalui parenting literasi agar terlibat secara aktif dalam mendukung kegiatan literasi di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat,” tambahnya.
Dalam perjalanannya sejak 2016, SLI telah menjangkau 415 Sekolah, 72 TBM, 126 Perpustakaan sekolah, 22.337 Guru, 65.164 Siswa, 1.017 Masyarakat umum. Program SLI tersebar di 91 kabupaten/kota yang ada di 24 provinsi. Di lapangan, program ini dijalankan bersama para relawan dan mitra lokal seperti 98 Kawan SLI, 129 Duta Gemari Baca, 172 pengurus TBM, dan 88 PELITA SLI.
Selain pendampingan langsung, SLI juga menghasilkan berbagai produk pengetahuan yang bisa diakses publik secara gratis, di antaranya lebih dari 270 Audio buku, lebih dari 300 Media pembelajaran, lebih dari 150 Modul penguatan literasi atau Kelas Literasi Kreatif (Modul KLiK), 16 Buku karya bersama penerima manfaat program.
“SLI adalah sebuah perjalanan kolektif untuk menyalakan cahaya literasi di seluruh penjuru negeri. Melalui pendekatan yang menyeluruh—di sekolah, di rumah, dan di tengah masyarakat—SLI terus melangkah untuk mewujudkan ekosistem literasi yang hidup dan berdampak. Bagi SLI, literasi bukan hanya kemampuan, tapi juga gerakan. Literasi bukan hanya aktivitas, tapi juga harapan untuk masa depan generasi bangsa yang berkualitas,” tandas Shirli.