Pentingnya Moral Compass di Tengah Degradasi Moral

Pentingnya Moral Compass di Tengah Degradasi Moral

 

Solo – “Apa yang membedakan Pemimpin dan pimpinan?” tanya Banu Rizqi Febrianzi, alumni Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA). Menurutnya perttanyaan tersebut merupakan penjelasan umum namun penuh makna. “Pemimpin adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dalam memimpin dan dapat menggerakan orang-orang disekitarnya. Kemudian pimpinan adalah memang secara structural memang menjadi leader atas orang-orang di sekitarnya namun lebih kepada satu arah dan kurang demokratis,” kata Banu.

 

Dewasa ini Bangsa kita disuguhkan dengan banyak hal nirmoral yang dilakukan oleh pejabat-pejabat besarnya. Entah aku tidak tau apa yang salah di negeri ini. Sosok yang dikenal banyak orang sebagai sosok yang menjadi tauladan bagi sekitar ternyata justru berlaku sebaliknya. Ya Allah kami rindu dengan sosok-sosok pemimpin yang tulus “The Real Negarawan” apapun posisinya di bangsa ini, namun visi, dedikasi dan kerja-kerjanya tulus untuk membesarkan bangsa kita tercinta ini. Ya Allah kami rindu dengan sosok pembaharu. Di mana siang  malamnya disibukkan dengan kerja-kerja nyata kepada masyarakat.

 

Premuzic (2017) dalam artikelnya yang berjudul “A Psychologist Finally Explains Why You Hate Teamwork so Much” dijelaskan bahwasannya mereka yang ambisius justru akan meninggalkan perannya dalam kelompok bahkan menelantarkan kelompok tersebut demi untuk mencapai tujuan dan standar pribadinya. Oleh karena itu hal ini menjelaskan mengapa Generasi Z lebih memilih untuk menjadi individualis yaitu karena adanya ketidakinginan untuk mencapai standar kerja yang tidak sesuai dengan harapannya.  Kemudian apabila ambisius tidak dibarengi dengan rasa kecintaan dan memiliki kepada bangsa maka akan sulit kita membangun bangsa kita tercinta ini. Dalam penjelasan Iorgulesco (2016) dan majalah Forbes (Patel, 2017) mengatakan bahwa Generasi Z adalah generasi yang sangat percaya akan dirinya sendiri serta memiliki sikap yang sangat kompetitif. Orang yang sangat percaya diri dan kompetitif tidak jarang menimbulkan sikap yang ambisius. Pertanyaannya adalah apakah sudah sejauh mana kita aware dengan isu-isu yang ada di sekitar kita. Tak harus jauh-jauh,mengenai disiplin ilmu yang hari ini  digeluti banyak pemuda.

 

“Sejarah dunia adalah sejarah orang muda. Jika angkatan muda mati rasa, maka matilah semua bangsa.” Kalimat Mahsyur dikutip dari Buku Anak Semua Bangsa dari Pramoedya Ananta Toer. Memang benar apa kata Beliau sangat relevan dengan keadaan hari ini. Berapa banyak Generasi Muda hari ini yang peduli dengan Nasib bangsanya sendiri. Berapa persen dan berapa perbandingannya?

 

Moral compass menjadi sangat penting hari ini di tengah degradasi moral yang masih berjalan di bangsa kita tercinta ini.Seperti yang dicontohkan oleh orang-orang penggerak Sejarah di masa lampau. Di mana memiliki nilai-nilai yang sangat relevan dan dibutuhkan di masa kini di antaranya nilai Integritas Di mana individu wajib untuk memiliki hati bersih, baik perkataannya, tidak munafik, dan amanah. Nilai Cendekia Di mana individu wajib untuk memiliki wawasan luas dan bermanfaat ilmunya, pola pikir analitis, serta prestatif. Nilai Transformatif Di mana individu mampu untuk menyesuaikan perkembangan zaman yang dapat berubah-ubah bentuk (rupa,macam,keadaan) yang visioner, memiliki komitmen, sehat & kuat, serta mampu menggerakkan. Nilai Melayani Di mana yang merakyat, proaktif, berjiwa pendidik, dan rela berkorban.

 

Bayangkan jika Individu-individu tersebut bersatu padu menjadi satu. Tentunya dengan keahlian dan kemampuan masing-masing. Maka tidak mustahil bangsa kita akan maju berkali-kali lipat ke depan. Bayangkan populasi penduduk Indonesia diisi oleh individu-individu yang pertumbuhan kuantitasnya berbanding lurus dengan pertumbuhan kualitas. Ibarat sebuah bangunan, maka peran kita hari ini sebagai penyusun di dalamnya entah kamu bisa saja menjadi batu-batunya ataupun aku sebagai pondasinya. Ini bukan tentang perkara siapa aku ataupun siapa kamu. Ini adalah tentang perkara kita semua untuk membangun Indonesia yang lebih bersatu.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn

Slide
BAKTI NUSA Siap Lepas 57 Penerima Manfaatnya dalam National Mission Bogor – BAKTI NUSA…
Apresiasi National Mission 2021, Anies Baswedan: “Sebuah Semangat yang Amat Baik” Bogor – Apresiasi…
Will it be Worth It? Will it be Worth It? – Long story short,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *