Pembentukan Behaviour, Antara Pengabdian atau Buang Waktu

Pembentukan Behaviour, Antara Pengabdian atau Buang Waktu

 

Bogor – Beberapa hari lalu kita melihat begitu banyak permasalahan yang terjadi di masyarakat. Tentu dalam fenomena ini kita tidak bisa memungkiri bahwa masyarakat jenuh dengan berbagai macam kebijakan ekonomi yang terus menjerat masyarakat.

 

Kesenjangan antara masyarakat dan pejabat begitu tinggi. Kehidupan masyarakat yang harusnya terjamin oleh pemerintah, direnggut dan dirampas. Di sisi lain, pejabat di sosial media memiliki kehidupan yang bermewahan dan bahkan pamer terhadap apa yang mereka miliki.

 

“Pertanyaannya, kenapa bisa terjadi jurang kesenjangan antara masyarakat dan pejabat?” tanya Saadul Rijal, Saadul Rijal, Penerima Manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA)Apakah ini sudah menjadi kebiasaan dari pejabat yang hidup bermewahan ditengah perampasan kehidupan kesejahteraan masyarakat.

 

Pengabdian pejabat kepada masyarakat, menurutnya bergeser menjadi pengabdian kepada ketua partai. Segala keputusan dalam pengambilan kebijakan di ranah lembaga eksekutif dan legislatif terlihat tidak mengacu pada kesejahteraan masyarakat. Pengabdian memiliki pengertian bahwa memberikan kemampuan kita sebagai upaya dalam peningkatan kemampuan kemandirian dan keberlanjtan dalam kehidupan masyarakat. Nampak bahwa tujuan dari pengabdian itu sendiri adalah mampu membuat penerima manfaat untuk mampu mencapai tingkat kemandirian.

 

Pengabdian memberikan kesempatan untuk menuju masyarakat yang mandiri. Pengabdian didasarkan pada tugas dan rasa kepedulian terhadap orang lain. Kepedulian ini harus dibentuk melalui kepekaan dan empati yang dirasakan ketika kita merasakan dan mengerti kehidupan orang lain. Hal ini tentu menjadi garis besar dalam menentukan kebijakan. Namun selama ini kita tidak melihat perilaku yang mencerminkan pengabdian kepada masyarakat. Justru hanya melihat kebutuhan yang didasarkan pada trend yang sangat cepat berlalu.

 

“Kita memiliki sumber daya sangat melimpah untuk menemukan dan memaksimalkan solusi tepat untuk kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kegiatan pengabdian yang bisa dilakukan lembaga tertentu bisa mendorong peningkatan kemandirian dari masyarakat,” ujar Saadul Rijal. “Selain itu pelibatan akademisi dalam meningkatkan perasn serta dalam pembangunan, menjadi modal penting untuk peningkatan pengetahuan kepada masyarakat. Pola Perilaku yang berkolaborasi menjadi roda penggerak bagi kemandirian masyarakat, tambahnya.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn

Slide
BAKTI NUSA Siap Lepas 57 Penerima Manfaatnya dalam National Mission Bogor – BAKTI NUSA…
Apresiasi National Mission 2021, Anies Baswedan: “Sebuah Semangat yang Amat Baik” Bogor – Apresiasi…
Will it be Worth It? Will it be Worth It? – Long story short,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *