Lewat Literasi Gizi, GREAT Kurban Perbaiki Gizi Anak Negeri
Bogor – Banyak daerah di Indonesia yang masih menjadi kantong-kantong rawan gizi dengan tingkat tengkes (stunting) dan berat badan kurang (underweight) yang tinggi. Di antaranya adalah Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Majene, Lombok, dan beberapa Kabupaten di Papua. Hal itu terungkap dari penelitian IDEAS dan GREAT Edunesia (2025). Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas gizi di masyarakat di daerah-daerah rawan gizi tersebut.
Sebab itulah GREAT Edunesia berkomitmen menebar kebaikan dan memperluas kebermanfaatan di Iduladha 2025 melalui program GREAT Kurban dengan menghubungkan pekurban serta masyarakat di pelosok Indonesia yang jarang tersentuh distribusi daging kurban. GREAT Edunesia tidak hanya berkomitmen membagikan daging kurban ke pelosok negeri, tetapi juga memperbaiki literasi gizi di masyarakat lewat Literasi Kreatif (KLiK) Gizi.
“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui program berkurban dan literasi gizi. Kami berupaya mendistribusikan kurban ke daerah-daerah rawan gizi sekaligus memberikan program Literasi Gizi untuk para ibu dan anak di sana,” kata Asep Hendriana, CEO GREAT Edunesia.
“Apalagi ada banyak daerah di Indonesia yang jarang, bahkan tidak pernah makan daging kambing atau sapi sama sekali. Sedangkan, di kota-kota besar daging kurban menumpuk dan berlebihan. Kami berusaha untuk menyalurkan hewan dan daging kurban ke sana. Kami menyebut program ini sebagai GREAT Kurban,” tambahnya.
Program ini dilakukan di 13 titik daerah dengan tingkat rawan gizi yang tinggi, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Majene, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Ende, Kendari, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Kubu Raya, Aceh, Kota Ambon, Kota Padang, dan Kota Tangerang Selatan.
Ia juga menyatakan bahwa program kurban dan literasi gizi tersebut dirancang secara sederhana agar mudah diimplementasikan oleh orang tua, guru/pegiat literasi. Agar literasi gizi dapat dilakukan secara maksimal, panitia GREAT Kurban membuat Modul Kelas Literasi Kreatif (KliK) Gizi dengan menggunakan tahapan LiTeRaSi yang terintegrasi dengan 6 dimensi literasi, karakter yang ingin dicapai, aspek spiritual yang ingin ditanamkan, serta keterampilan abad-21 yang ingin dimunculkan.
Selain itu, GREAT Kurban tahun ini turut mengedukasi keluarga memahami pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga ramah lingkungan misalnya menggunakan wadah yang dapat digunakan ulang atau mudah terurai saat membagikan daging kurban, sehingga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Iduladha seringkali menyisakan banyak sampah plastik, kami ingin para orang tua mengajak anak-anak mereka memilah sampah organik, anorganik, serta memanfaatkan limbah dapur secara kreatif,” kata Asep.
GREAT Kurban juga mengajak masyarakat untuk membawa wadah sendiri saat mengambil daging atau menggunakan kemasan ramah lingkungan, seperti daun, besek bambu, atau wadah lainnya.
“Dari hal-hal kecil tersebut, masyarakat akan belajar bahwa merayakan hari besar tetap bisa dilakukan dan tetap bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan,” pungkasnya.
Asep yakin GREAT Kurban dapat memberikan great impact bagi masyarakat dan para penerima manfaat. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para fasilitator KliK Gizi di 13 wilayah GREAT Kurban. Kami yakin GREAT Kurban akan memberi dampak positif di masyarakat,” tutup Asep.