Korelasi Antara Dakwah dan Finansial
Manusia yang sehat tentu memiliki berbagai perencanaan hidup yang baik. Ia tentu memiliki rencana untuk menjadikan tiap waktu yang dimilikinya menjadi bernilai. Beribadah, mencari nafkah, bersilaturrahim, membantu siapapun kapanpun dan di manapun, dan banyak peluang kebermanfaatan lainnya. Rasa-rasanya, sebelum membantu kehidupan ummat yang banyak ini, diperlukan kesiapan diri yang tidak sedikit. Seseorang dengan niat dan rencana mulia tadi harus lebih dulu selesai dengan kehidupan pribadinya sendiri. Mulai dari diri sendiri, keluarga kecil, hingga keluarga dan orang-orang terdekatnya yang adalah tanggung jawabnya.
Maka selain mendahulukan ruhiyah dan mental dalam berdakwah, finansialpun harus telah tercukupi. Akan sangat baik rasanya jika memiliki passive income sebelum berdakwah. Selain kebutuhan keluarga tercukupi, dapat lebih hemat waktu untuk leluasa berdakwah. Ditambah, bisa mandiri dalam membiayai dakwah itu sendiri. Belum lagi bonus-bonusnya bisa mempekerjakan banyak orang. Menjadi media sambungan Allah dalam melimpahkan rezeki. Aamiin yaaAllah yaaRobbal ‘aalamiin.
Balik lagi, finansial menjadi salah satu indikaor penting dalam berdakwah. Kesehatan keuangan menjadi penting, terlebih sebagai #1 Financial Check Up untuk merefleksi apakah diri memiliki hutang kepada orang lain, apakah pengeluaran lebih besar dari pada penghasilan, apakah memiliki dana darurat, pun dana tabungan untuk masa depan. Menurut Mba Prita dari ZAP Finance di acara Sharia Investment Week yang saya ikuti sekitar 1 minggu yang lalu, terdapat 5 Hak Alokasi Rezeki sesuai hadist Rasulullah saw. sebagai wujud #2 Pengelolaan Arus Kas.
- Hak Orang Lain (Zakat)
- Hak Hidup Masa Sulit (Assurance)
- Hak Hidup Hari Ini (Present Consumption)
- Hak Hidup Masa Depan (Future Spending)
- Hak Masyarakat (Investment)
Adapun berikut saran 7 Pos Pengeluaran bulanan bersumber gaji dengan acuan 5 hak di atas:
- Zakat, Sedekah, dan Sosial (5%)
- Dana Darurat (5%)
- Premi Asuransi (5%)
- Biaya Hidup Bulanan dan Cicilan (60%)
- Nabung Pembelian Besar (5%)
- Investasi Masa Depan (10%)
- Gaya Hidup dan Hiburan (10%)
Terakhir, harus ada #3 Perencanaan Keuangan yang matang dalam sebuah keluarga.
- Menetapkan Mimpi
- Hitung Kebutuhan
- Susun Strategi
- Pahami & Pilih Produk Keuangan
- Implementasi
- Monitor & Evaluasi
Maqashid Asy-Syariah dalam buku al-Mutasyfa oleh Imam Ghazali menyatakan pentingnya menjaga keimanan, kehidupan, akal, keturunan dan harta. Inilah bentuk ikhtiar kita untuk menjaga semua nikmat Allah. Berfokus untuk menjaga sumber finansial agar sesuai syariat islam juga harus selalu dilakukan.
Bismillaah, semoga kita bisa menjadi muslim kaya muslim berdaya seperti khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan sahabat rasulullah lainnya. Aamiin yaaAlllah yaaRobbal ‘aalamiin!