Kita Adalah Pemimpin
Oleh: Rosyid Shidiq Hidayatulloh, Kontributor
Kepemimpinan adalah lebih mengenai siapa kita dari yang apa kita lakukan. Kemampuan kita untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan yang efektif, esensi dari apa yang diperlukan untuk menjadi seorang eksekutif, esensi dari apa yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin, lebih penting bagi kesuksesan kita sebagai eksekutif dibandingkan faktor lainnya.
Salah satu prinsip hebat pengembangan diri adalah, “Apa pun yang terdapat di dalam diri kita tumbuh dan berkembang dalam pengalaman dan kepribadian kita”.
Kita akan menjadi lebih efektif, hari demi hari, jika kita berpikir dan bertindak berdasarkan sifat-sifat utama pemimpin yang efektif sepanjang masa. Kita memprogram sifat-sifat ini dalam kepribadian dan kebiasaan kita dengan secara terus-menerus tinggal di dalamnya. Kita memperlajari sifat-sifat ini dengan mempraktikkannya dalam aktivitas harian sebagai seorang individu dan sebagai pemimpin dalam organisasi.
Menurut Jeff Iorgdalam bukunya yang berjudul “The Character of Leadership: Nine Qualities that Define Great Leaders”, paling tidak ada 9 karakter yang harus dikembangkan dalam diri seorang pemimpin yaitu:
1.Memelihara Integritas
Kita semua tahu integritas berarti satunya kata dan perbuatan. Seorang yang memiliki integritas akan bertindak sama dalam segala situasi. Entah dilihat orang atau tidak, ia akan tetap menampilkan karakter yang sama! Seorang yang memiliki integritas tidak pernah memakai “topeng” dalam hidupya. Ia tampil apa adaya. Dia tidak perduli dengan pencitraan. Ia selalu menjadi dirinya sendiri kapanpun dan dimanapun ia berada. Orang yang memiliki integritas itu bisa dipercaya di semua bidang yang dia geluti. Ia jujur dan bertangung jawab memegang amanah. Kemampuan seorang pemimpin mempertahankan integritasnya akan berbanding lurus dengan kemampuannya bertahan memimpin orang lain. Kenapa demikian? Karena orang akan segera meninggalkan seorang pemimpin yang lancung dalam tindakannya.
2.Memiliki rasa aman
Pemimpin yang memiliki rasa aman pasti bisa bekerjasama dengan timnya. Ia tidak melihat orang lain sebagai ancaman, sebaliknya melihat mereka sebagai kawan sekerja. Pemimpin dengan rasa aman tinggi tidak akan segan-segan mendelegasikan tugas kepada orang lain. Pemimpin dengan rasa aman tingi juga mudah ditemui oleh bawahannya. Ia tidak terlalu membuat tembok hirarki yang amat tinggi sehingga susah dipanjat oleh para anak buah. Pemimpin dengan rasa aman tinggi adalah seorang mentor yangbaik. Ia senang mengembangkan orang, Ia suka membagi “ilmunya” kepada orang lain.
3.Menjaga moralitas
Pemimpin dengan moral yang terjaga akan sagat disegani oleh siapapun baik oleh bawahan, rekanan maupun competitor. Entah bagaimana, manusia selalu menghargai tinggi orang yang bermoralitas baik. Bahkan Negara sebebas Amerika pun masih memandang moralitas sebagai salah satu karakter yang harus dipertahankan pada seorang presidennya. Kia tentu masih ingat bagaimana Presiden Richard Nixon harus “lengser” karena skandal water gate. Juga bagaimana kritisnya posisi Clinton pasca perselingkuhnnya terungkap ke public.Ini semua membuktikan bahwa moralitas adalah salah satu factor penting yang menentukan “legalitas” dan akseptabilitas seorang pemimpin.
4.Belajar rendah hati
Pemimpin yang rendah hati akan dicintai oleh pengikutnya. Contohnya, Gandhi di India. Pemimpin yang rendah hati tidak arogan dan tidak merasa selalu benar. Ia bersedia mendengarkan nasehat bahan kritik. Ia tidak sok tahu. Ia terus belajar karena sadar bahwa ilmu pengetahuan itu luas tak bertepi.
Pemimpin yang rendah hati juga selalu memperlakukan orang lain dengan hormat. Terutama kepada mereka yang ada di level bawah. Ia tidak segan-segan menyapa duluan bawahannya. Pokoknya pemimpin yang memiliki kerendahan hati adalah pemimpin yang sangat manusiawi. Ia “nguwongke” orang lain.
5.Menjadi hamba
“Kalau kamu mau jadi pemimpin, maka jadilah pelayan bagi orang lain.” Barangkali ini adalah salah satu pesan paling revolusioner yang didengungkan oleh Yesus Kristus 2000 tahun silam. Prinsip ini telah menginspirasi munculnya ide tentang Servant Leadership yang diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf dan kawan-kawan. Inti dari servant leadership adalah kerelaan sang pemimpin untuk menggunakan jabatan yang dipegangnya bagi kemaslahatan mereka yang dipimpinya.
6.Menguasai wisdom
Seorang pemimpin tidak cukup memiliki pengetahuan (knowledge) saja. Tetapi ia membutuhkan wisdom (kebijaksanaan). Dalam kisah kuno kebijaksaaan itu dimiliki oleh Raja Sulaiman (Salomo) yang mampu membedakan mana ibu yang asli dari bayi yang diperebutkan oleh 2 orang perempuan. Kebijaksanaan adalah pengetahuan ditambah pengalaman ditambah pencerahan (bimbingan) dari Tuhan.
Dengan kebijaksanaan maka seorang pemimpin akan bisa bertindak proporsional, termasuk di dalamnya dalam memberikan reward and punishment.
- Memiliki disiplin
Seorang pemimpin yang baik seharusnya memiliki kemampuan untuk memimpin dirinya sendiri. Nah, kata lain dari memimpin diri sendiri adalah disiplin. Orang yang berdisiplin akan mampu mengelola hidupnya sedemikian rupa sehingga ia tahu mana yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak. Salah satu bentuk disiplin diri adalah kemampuan dalam mengelola waktu dengan baik. Setiap hari Tuhan memberi waktu 24 jam kepada semua orang, dimanapun ia berada. Masalahnya adalah: bagaimana seseorang itu menggunakan dan mengatur waktu yang dimilikinya. Bagaimana kita memanfaatkan waktu sangat berkaitan erat dengan prestasi kita. Dengan disiplin diri yang baik kita akan mampu memanfaatkan waktu secara maksimal.
8.Menampilkan keberanian
Pemimpin harus berani. Pemimpin harus punya nyali. Karena keberanian itulah orang memilih kita menjadi pemimpin mereka. Keberanian ini termasuk eberanian menanggung kegagalan tim kita. Keberanian mengakui kesalahan bila memang kita salah. Keberanian mengambil resiko atas setiap keputusan yang kita ambil. Pemimpin yang berani dan bertanggungjawab akan mendapat respek tinggi dari anak buahnya. Sebaliknya pemimpin yang pengecut, yang cenderung menyalahkan atau melemparkan kesalahan pada orang lain cepat atau lambat akan kehilangan pamor di depan anak buahnya! Laksamana Slamet Riyadi adalah salah satu contoh pemimpin yang memiliki keberanian. Ia berani tetap berada di kapalnya bersama para prajuritnya sekalipun akhirnya KRI Macan Tutul yang ditumpanginya harus tenggelam dihajar torpedo Belanda. Ia memang mati, tapi namanya harum sebagai seorang pemimpin pemberani!
9.Mempertahankan semangat
Semangat adalah salah satu bahan bakar kesuksesan seorang pemimpin dan timnya. Semangat tinggi akan menghasilkan hasil yang besar, sebaliknya semangat yang kecil juga akan menghasilkan hasil yang kecil. Pemimpin yang bersemangat akan menjadi dinamisator dan katalisator bagi timnya untuk berjuang sampai titik maksimum.
Jadi, semakin kita mengenal seorang pemimpin dalam diri maka akan semakin menjadi efektif dalam seluruh aktivitas kepemimpinan kita kelak.