Ini Dia Langkah Buat Anak Tertarik Menghafal Al-Qur’an
Akhir pekan telah tiba nih Sahabat Pendidikan, jangan sampai adik, anak, atau saudara di rumah hanya menghabiskan waktu dengan gawainya saja sehingga membuat liburan berlalu tanpa melakukan hal bermanfaat. Agar liburan semakin berfaedah ada baiknya Haqers mengajak mereka untuk berkenalan dengan Al-Qur’an salah satunya dengan menghafal Al-Qur’an. Karena ternyata selain mampu mendekatkan mereka dengan Al-Qur’an sejak dini, juga mampu mengasah kemampuan memori otak.
“Itu sajakah manfaat menghafal Al-Qur’an?” Tentu saja tidak karena masih banyak manfaat positif ketika anak menghafal Al-Qur’an, mulai dari menjauhkan anak-anak dari hal-hal negatif seperti narkoba, pornografi, dan pergaulan bebas. Selain itu, menghafal Al-Qur’an juga akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan anak dalam mengenal Islam dan kitab sucinya, sehingga bisa menjadi bekal bagi mereka di masa depan.
“Lalu langkah apa saja yang harus dilakukan supaya anak tertarik menghafal Al-Qur’an?” Muhammad Asyhari, Pengurus Ekselensia Tahfizh School, punya jawabannya di bawah ini:
Pertama, lakukan pendekatan. Karena pendekatan di awal akan menentukan proses selanjutnya, lakukan perlahan namun berprogres, jangan sampai anak merasa terpaksa atau dipaksa.
Kedua, ciptakan suasana menghafal yang menyenangkan agar anak dapat menikmati proses menghafal yang berlangsung.
Ketiga, rajin murajaah atau mengulang-ulang hafalan. Haqers dapat menjadwalkan murajaah setiap harinya, misalnya dilakukan mulai pagi setelah Subuh hingga jam 09.00 pagi. Setelah jeda untuk sarapan dan tidur siang. Murajaah dilakukan kembali setelah Salat Zuhur hingga Asar. Kemudian beri jeda kembali agar anak bisa bermain dan istirahat
Keempat, sabar. Ini penting karena mood anak-anak berbeda dengan orang dewasa, maka bersabarlah saat mengajarkan anak-anak. Seperti yang ditulis oleh Abu Hanafi, orang tua Musa (8 tahun) seorang hafiz muda, di laman Facebook-nya: “ketika anak tak bisa mengucapkan suatu huruf atau ia lupa satu ayat dalam Al-Qur’an, bimbing dengan perlahan dan penuh sabar. Emosi (timbul), karena orang tua merasa telah mengajarkan, tapi si anak tidak bisa, atau bisa tapi lupa dan lupa lagi. Jangan dimarahi, karena itu hanya akan membuat anak takut dan bingung, gugup, dan akhirnya malah buyar ingatannya, hanya memperlambat proses belajarnya”.
Kami harap empat tips di atas dapat membantu Sahabat Pendidikan membimbing anak-anak di rumah menjadi generasi penghafal Al-Qur’an di masa depan aamiin. Ada satu hal yang perlu diingat bahwa pada dasarnya proses menghafal menggunakan prinsip copying atau meniru. Banyak anak yang bicara pun belum jelas, tapi hafal lagu-lagu barat. Jika dilakukan terus-menerus, berkesinambungan, dan konsisten, pasti bisa menghafal Al-Qur’an dengan baik.