Duhai Pemuda, Memimpin Itu Peluang

Duhai Pemuda, Memimpin Itu Peluang

Oleh: Shafira Aulia Rosyida Irawan

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya tersebut.”

Kepemimpinan strategis bukanlah semata-mata kepemimpinan yang menjabat posisi strategis. Kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang harus bisa mengenali dan memahami seluruh komponen yang dapat memengaruhi keputusan strategis yang akan diambil. Komponen yang ada dapat meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Pemimpin harus bisa melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dan mengarahkan kelompok atau organisasinya agar tetap berjalan sesuai koridor sambil mengantisipasi berbagai anacaman yang ada.

Salah satu contoh kepemimpinan strategis yang pernah diterapkan secara tersurat adalah Kepemimpinan Strategis Militer yang telah diterapkan sejak masa Perang Dunia I hingga II, mulai dari masa kepemimpinan Jendral Mc Arthur, Htler, hingga Napoleon Bonaparte. Dalam dunia militer, seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kecakapan di bidang penentuan stategi dan karakter yang kuat. Herbert Norman Schwarzkopf, Jenderal Perang Amerika Serikat, pernah berkata bahwa kepemimpinan memerlukan perpaduan yang baik antara strategi dan karakter. Namun, apabila harus memilih salah satu, maka karakterlah yang menjadi prioritas utama. Begitulah kepemimpinan strategis. Ia tidak hanya membutuhkan pola berpikir taktis, tapi juga karakter kuat dan budi pekerti luhur demi mewujudkan strategi dan perencanaan jangka pendek serta panjang yang telah dibuat

“Ada juga pemuda yang tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergolak, di mana bangsa itu sedang dikuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan diperbudak oleh musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk mengembalikan hak yang dirampas, tanah air yang terjajah, dan kebebasan, kemuliaan, serta nilai-nilai agung yang hilang”.

Di era global seperti sekarang, menjadi seorang pemimpin strategis bukanlah hal yang cukup mudah. Pesatnya perkembangan zaman juga mempengaruhi dinamika sosial yang notabene diisi oleh manusia yang juga terkena dampak dari kemajuan zaman. Pemimpin harus bisa membaca tren, menganalisis konflik, bahkan mempelajari cepatnya dinamika sosial yang terjadi. Untuk itu, diperlukan pemuda yang tangguh dan memiliki pemahaman yang luas untuk menjadi seoorang pemimpin strategis. Seperti yang telah disampaikan sebelumya bahwa menjadi seorang pemimpin strategis bukan hanya soal pemikiran, tapi juga karakter. Seorang pemimpin strategis harus mampu membaca berbagai macam peluang dan ancaman yang ada di depan mata. Pemimpin strategis pun harus mampu melihat kebenaran yang hakiki di lingkungan sekitar, terutama di era sekarang yang penuh dengan bias dan hal-hal yang bersifat abu-abu, karena seorang pemimpin tetaplah manusia yang seharusnya memiliki nurani.

“Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. ..”

Bagi pemuda, kepemimpinan strategis seharusnya dijadikan sebagai peluang untuk mengubah kondisi negara ke arah yang lebih baik, Yang dilihat bukan sulitnya menjadi seorang pemimpin, melainakn bagaiana mengoptimalkan potensi diri untuk menjadi pemimpin strategis. Jika semua pemuda Indonesia mampu memiliki mindset ini, insyaaAllah Indonesia akan memiliki masa depan yang cukup cerah.

Slide

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *