“Tapi Aku Lelah”
Barangkali….
Pada sebuah titik dalam setiap hidup manusia akan dihadapkan pada sudut pandang yang kompleks. Artinya pada suatu titik loncat tertentu manusia memiliki pola rumit dan abstrak. Setiap satu individu memiliki ciri khas tersendiri dalam menyikapi suatu hal yang terjadi di alam semesta, kejadiannya bisa jadi sama pun waktunya. Pembedanya mungkin hanya satu, kelapangan hati
Barangkali…
Berbicara mengenai kelapangan hati merupakan hal (cukup) mudah jika diterjemahkan secara harfiah. Namun secara realita, cukup sulit bersahabat dengan hal-hal yang tidak kita inginkan keberadaannya; misalnya bersahabat dengan masalah, merayakan kegagalan, mencintai kecewa bahkan perihal lelah.
Lelah dan Organisasi
Organisasi adalah barang hidup, dinamis, dan cepat berubah. Mirip dengan organ. Ada dua kemungkinan di dalamnya, bertumbuh dan menumbuh kembangkan menjadi semakin rindang atau malah mati sama sekali. Sayang sekali dalam proses bertumbuh, organisasi tidak pernah menjanjikan kemudahan dalam prosesnya.
Konteks berorganisasi yang mengharuskan kita berinteraksi dengan banyak orang berbeda latar belakang membuat kita harus sadar satu hal. Bahwa setiap orang punya kadar tersendiri dalam sudut pandangnya. Dalam berbuat baik sekalipun terkadang masih ada yang menghujat, tidak suka, bahkan menggunjing. Apakah itu berarti kita benar benar tidak baik? Bukan. Sama sekali bukan. Ini hanya semacam perbedaan intepretasi saja. Setiap orang punya indikator kebaikan yang berbeda. Artinya, baik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain.
Hal lain yang lumrah terjadi adalah berharap pada penilaian manusia dan berusaha membuat semua orang mencintai apa yang kamu kerjakan. Itu mirip sekali dengan mencari jarum di tumpukan jerami. Sampai sini kita seharusnya.
Organisasi memiliki sifat menumbuhkan, namun ternyata tidak ada perubahan ketika mengikuti organisasi. Coba periksa hati, jangan-jangan ada noktah hitam di sana? Jangan-jangan ada niat yang tidak selaras, dan yang terpenting jangan-jangan kita hanya meminta ditumbuhkan saja selama ini, hingga lupa mencari unsur hara dan hanya terus meminta dipupuk. Organisasi adalah semacam kata yang melelahkan, banyak yang mungkin tidak menerima apa yang kita kemukakan. Opini kita akan lebih sering diinjak, argumen kita dipatahkan begitu saja, gagasan kita ditolak bahkan dicemooh, atau mungkin di sana seolah-olah kita tidak mendapat apapun. Namun, Berusahalah untuk tumbuh sendiri. Jadilah pribadi yang tidak menggantungkan diri pada manusia.
Bertumbuh bersama
Barangkali hal-hal itu yang membuat kita lelah bahkan hampir menyerah. Namun ingat ini bukan tentang aku atau kamu, ini tentang kita. Nanti, organisasi akan banyak menyita waktu. Dan itu benar, organisasi akan menyita waktu tidur dan itu benar. Bahkan organisasi akan sering membuat kecewa, menangis sendirian, merasa tidak dibutuhkan, memaksa bekerja sendirian, dan mungkin menuntut mengerjakan tugas-tugas seperti bualan. Namun satu hal, jangan pernah meninggalkan lingkaran kebaikan ini, karena mungkin kita dihadirkan Tuhan di sana untuk memperbaikinya untuk tumbuh dan menumbuhkan bersama orang orang di dalamnya
“Tapi aku lelah”
Memang, namun satu hal, bagaimana kita tahu bahwa ternyata lelah itu menguatkan tanpa kita merasakanya? Tugas kita adalah bertahan dalam lingkaran kebaikan itu, dan buatlah lelah lelah itu kelelahan dalam melelahkan. Tenang saja, aku dan kamu sama-sama punya Tuhan yang tidak pernah main-main dengan doa hamba-Nya
– Yonatan Y. Anggara, BAKTI NUSA 9 Yogyakarta