Hamzah: Kisah Buruh yang Menjadi Doktor Ilmu Pertanian
Bogor – Berasal dari keluarga petani sederhana tak membuat Hamzah menyerah menggapai impiannya. Kedua orang tua Hamzah hanya tidak pernah merasakan pendidikan formal bahkan hingga tingkat sekolah dasar sekalipun, namun Hamzah beruntung salah satu kerabat yang bekerja sebagai buruh bangunan membantunya melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMA.
Hamzah menuturkan jika sejak SD hingga SMA ia dikenal sebagai siswa berprestasi, sering menjadi juara kelas dan memenangkan berbagai olimpiade. “Meskipun demikian, hingga lulus SMA, saya tidak pernah memikirkan melanjutkan kuliah. Lucunya sejak SMP saya sering menambahkan gelar di depan nama, seperti ‘Prof. Dr. Hamzah’. Alasannya sederhana, karena nama pemberian orang tua sangat singkat,” selorohnya. Setelah lulus SMA Hamzah bekerja sebagai buruh bangunan, seperti kakak-kakaknya. Merasa lelah, ia mencoba peruntungan di pabrik paving block, pekerjaan itu malah membuatnya hampir merelakan mimpinya dan berpikir perlu legowo menerima kemiskinan.
“Semua berubah ketika seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin bernama Tajuddin Nur memberikan saya brosur Beasiswa Etos ID. Brosur itu menjadi titik balik hidup saya mengumpulkan mimpi yang terserak. Penuh keberanian, saya mendaftar di Universitas Hasanuddin sekaligus mengajukan aplikasi Beasiswa Etos ID. Alhamdulillah, saya diterima di Fakultas Pertanian dan lulus sebagai penerima Beasiswa Etos ID,” ungkapnya.
Selama berkuliah prestasi demi prestasi berhasil ia raih di antaranya menjadi Finalis Pekan Ilmiah Nasional, Finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri, dan Green Entrepreneur Bank Indonesia. Selain itu ia juga sukses membuka bisnis perangkai bunga bernama Esa Flowers yang dirintis sejak di Etos ID. Hingga kini usahanya masih berjalan, bahkan berhasil menjual produknya di mall. Tak sampai di sana ia pun lulus dengan predikat cumlaude.
Pada awal September 2024, Hamzah berhasil menyelesaikan Program Doktor Ilmu Pertanian di Universitas Hasanuddin. Kini, ia diberi amanah sebagai Dosen Pertanian dan Ketua Divisi Beasiswa & Kesejahteraan Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar.
“Kebahagiaan terbesar adalah ketika saya melihat keluarga bangga. Pencapaian ini adalah puncak dari mimpi yang saya tulis sejak menjadi penerima beasiswa Etos ID. Meskipun perjalanan tersebut penuh tantangan, saya selalu yakin bahwa rezeki akan dimudahkan bagi para pencari ilmu,” tutur Hamzah.
Dengan segala kesuksesannya Hamzah meyakini satu hal, melanjutkan pendidikan bukanlah penghalang rezeki, melainkan jalan membuka lebih banyak pintu rezeki.
“Melanjutkan pendidikan bukanlah penghalang rezeki, melainkan jalan membuka lebih banyak pintu rezeki. Pengalaman saya membuktikan bahwa ilmu dapat mengubah hidup dan membawa berkah. Rezeki sejati adalah ketika kita bisa berbagi dan memberi manfaat bagi sesama,” jelas Hamzah menutup percakapan.