Belajar, Mengajar, dan Terpelajar  

Belajar, Mengajar, dan Terpelajar

 

Surabaya – “Pemuda adalah harapan bangsa!” Kalimat itu sering terdengar ketika pemimpin melakukan kata sambutan atau pidato-pidato di ruang publik. Memang benar adanya pemimpin merupakan calon pemimpin bangsa. Seseorang pernah berkata bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, pemuda harus memiliki nilai-nilai kepemimpinan dalam diri mereka. Nilai-nilai tersebut diantaranya harus cerdas dalam mengambil keputusan, memiliki integritas, membawa perubahan, dan pada akhirnya mampu untuk melayani masyarakat.

 

Belajar tentang kepemimpinan, menurut Eulis Ardiyanti Sari, Alumni Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA), sudah seharusnya dilakukan setiap insan, baik muda maupun tua. Karena untuk belajar, tidak memandang usia. Banyak wadah yang bisa dijadikan tempat untuk belajar memimpin, misalnya sebagai mahasiswa kita bisa memanfaatkan komunitas atau organisasi kampus, atau bahkan menciptakan komunitas sendiri. Melalui komunitas tersebut, kita akan dihadapkan dengan berbagai tantangan yang harus mampu diselesaikan dengan bijaksana. Ada jiwa kepemimpinan yang akan tercipta apabila kita berhasil menghadirkan orang-orang yang memiliki value yang sama, sama-sama mau membawa perubahan dan melayani orang lain.

 

Setelah belajar, selanjutnya kita harus mampu untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki agar ilmu tersebut tertanam lebih kuat dalam diri kita. Pengalaman saya membuktikan bahwa dengan mengajarkan ilmu dan keterampilan yang kita miliki kepada orang lain, maka ilmu tersebut akan lebih kuat tertancap dalam jiwa dan pikiran kita. Melalui repetition atau pengulangan, sel-sel di otak akan merekam kegiatan tersebut dan akan menjadi memori jangka panjang. Sehingga, dengan mengajarkan ilmu melalui kecerdasan yang dimiliki dan dengan tujuan membawa perubahan akan menguatkan memori di otak kita.

 

“Melalui pengalaman tanpa batas, kita akan menjadi pemimpin terpelajar yang diharapkan mampu untuk membawa perubahan bagi lingkungan sekitar. Karena pemimpin adalah mereka yang terus belajar untuk membawa perubahan dan melayani masyarakat luas,” terang Eulis.

 

Memiliki leadership project adalah sebuah contoh aplikatif untuk menerapkan nilai-nilai kepemimpinan diri. Pemuda akan belajar bagaimana caranya untuk menciptakan komunitas yang diharapkan akan membawa perubahan bagi masyarakat. Kecerdasan dan integritas diri akan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan komunitas, menggerakkan masyarakat, dan mencapai visi misi komunitas. Terakhir, dengan adanya leadership project kolaborasi aksi akan lebih mudah dijalankan, menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan melayani lebih banyak masyarakat.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn

Slide
BAKTI NUSA Siap Lepas 57 Penerima Manfaatnya dalam National Mission Bogor – BAKTI NUSA…
Apresiasi National Mission 2021, Anies Baswedan: “Sebuah Semangat yang Amat Baik” Bogor – Apresiasi…
Will it be Worth It? Will it be Worth It? – Long story short,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *