Menuntut ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat

Menuntut ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat

Oleh: Muslihah, Kontributor

 

اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”

Menuntut ilmu bukan hanya tugas bagi seorang pelajar sekolah atau mahasiswa, namun juga berlaku untuk siapa saja terkhusus seorang guru, guru harus mengajari murid-muridnya, seorang guru mengemban tugas besar sebagai cikal bakal pengubah peradaban, karena dari seorang guru manusia terbentuk dari pola pikir, karakter akhlak dan budi pekertinya. Sedikit saja kesalahan yang disampaikan oleh guru, kesalahan itu akan menyebar luas, karena ilmu akan disampiakan secara turun temurun, maka sangat penting bagi guru untuk terus belajar, mengupgrade ilmunya apalagi dizaman serba digital ini, ilmu pengetahuan berkembang pesat dan bisa didapat dari mana saja, jika guru tidak mau belajar, maka ia akan ketinggalan dan pembelajaran pun akhirnya tidak menyenangkan.

Menuntut ilmu sepanjang hayat juga adalah ciri ummat muslim sejati, karena ilmu Allah itu luas memenuhi langit dan bumi, jika ditulis dengan tinta berupa seluruh air lautan pun tidak akan cukup. Itu semua menunjukkan semakin kita belajar maka semakin kita merasakan betapa banyak lagi ilmu yang belum di ketahui. Oleh karena Baginda Rasulullah mengatakan dalam haditsnya bahwa menuntut ilmu adalah wajib.

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.” (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

Ilmu akan menjadi keberkahan dan amal jariah jika diamalkan dan dibagikan. Maka dari itu seorang guru harus mengembangkan kompetensinya, belajar sebanyak-banyaknya dan membagikan seluas-luasnya. mengusahakan yang terbaik dalam bidang yang ia bisa, dan dalam setiap apa yang ia lakukan. Tidak mudah berputus asa ketika mendapatkan kesulitan dikelasnya.

Saya teringat dikala masa pandemi covid-19 pembelajaran tatap muka dihentikan, siswa diharuskan belajar dirumah secara online, tidak mudah menyesuaikan diri secara instan terlebih lagi saya mengejar dipelosok desa yang notabennya masyarakat menengah kebawah dengan pendidikan orang tua siswa yang juga rendah sehingga kurangnya motivasi belajar, anak-anak dititipkan pada sekolah 100%, jarang ada orang tua yang mau mendampingi anaknya belajar karena para orang tua sangat sibuk bekerja diladang, apalagi dimasa pandemi ekonomi sangat sulit, orang tua harus bekerja lebih ekstra, boro-boro mendampingi anaknya belajar menyediakan alat belajarnya saja sangat sulit, selain karena faktor ekonomi juga karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap teknologi. Sehingga terjadilah learning loss.

Melihat itu saya sebagai guru tidak boleh tinggal diam, maka ditahun 2020 lalu saya mengajak orang tua dan siswa berkolaborasi menciptakan lapangan kerja dengan membuat produk minuman kesehatan, membuka peluang usaha bagi para orang tua juga menciptakan jiwa bisnis untuk siswa kedepannya sekaligus menghasilkan pengalaman tak terlupa bagi siswa.

Dengan melihat asset sumber daya alam disekitar sekolah yaitu banyaknya tumbuhan herbal yang melimpah didaerah ini membuat saya berpikir untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat, terlebih lagi dimasa pandemi, menjaga kesehatan sangat dibutuhkan, maka dari siniah saya melihat peluang usaha terbuka lebar. dari kegiatan ini pula saya memiliki misi besar untuk menjadikan produk ini sebagai ciri khas daerah. dalam program ini siswa-siswa terlibat 100% dalam pembuatan produk tersebut, dari mencari bahan, menyiapakannya, mengolah, mengemas, dan juga memasarkannya. sehingga kegiatan ini Alhamdulillah membawa saya dan siswa saya mendapat penghargaan 10 Startup Project Leadership terbaik diseluruh Indonesia yang diberikan oleh Dompet Dhuafa pendidikan dalam memperingati Hari Guru Nasional.

Dari kegiatan ini pulalah saya banyak belajar bahwa pembelajaran bermakna bagi siswa sangat dibutuhkan untuk bekal hidupnya dimasa depan, bukan hanya teori saja namun juga praktek langsung terjun kelapangan, melibatkan aset sumber daya alam sekitar yang kaya, tidak mudah menyerah dengan keadaan, berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk perubahan pendidikan yang lebih baik.

Hingga saat ini saya terus belajar, terlebih lagi setiap sekolah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sekarang menerapkan kurikulum Merdeka, Kurikulum yang memusatkan pembelajaran pada murid, kurikulum yang berfokus dalam pengembangan minat dan juga bakat siswa sejak dini. Alhamdulillah saya difalitisasi untuk terus belajar. saya di percaya menjadi pengelola Program Organisasi Penggerak (POP) SGI sejak 2021 hingga sekarang, selain itu saya juga aktif menjadi trainer yang membawakan materi PJBL (Project based learning) yang saat ini banyak dipakai dalam kurikulum merdeka. Dari sini saya tidak hanya belajar tapi juga terjun langsung untuk membagikannya kepada guru-guru hebat peserta POP, diwaktu bersamaan saya juga belajar menjadi salah satu dari 23 peserta Calon Guru Penggerak angkatan 5 di kabupaten Hulu Sungai Tengah, banyak ilmu yang saya dapat dan dapat saya terapkan pada murid-murid saya disekolah juga sekaligus saya bagikan pada rekan-rekan sejawat.

Semoga dengan tulisan ini bukan hanya saya tapi guru-guru diseluruh Indonesia termotivasi untuk terus belajar bergerak dan berbagi, meniatkannya lillahita’ala semoga nanti menjadi amal jariyah yang membawa kita kesyurga aamiin…

 

Slide

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *