Semarak Peresmian TBM Panrita Lestari, Masyarakat Serentak BerliterAksi
“Baru kali ini saya melihat Taman Bacaan Masyarakat yang tidak hanya dikonsep sebagai pusat belajar masyarakat bagi semua kalangan, tapi juga sebagai tempat seluruh lapisan masyarakat berdaya karena di halamannya terdapat tanaman sayuran dan toga yang tentu saja bisa dimanfaatkan warga sekitar”, tutur Drs. Aswar Said M.M, kepala bidang perpustakaan dalam sambutannya.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Panrita Lestari merupakan karya gotong royong seluruh lapisan masyarakat melalui program Klaster Mandiri wilayah Kabupaten Gowa. Program tersebut merupakan konsep pemberdayaan masyarakat berbasis Kawasan yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa yang meliputi aspek pendidikan melalui Sekolah Literasi Indonesia (SLI), aspek Kesehatan melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), dan aspek ekonomi masyarakat. Program yang telah berjalan sejak Oktober 2022 ini merupakan program kemitraan dari Matahari Departement Store dan Dompet Dhuafa sebagai implementasi dari penyaluran program donasi pelanggan Matahari (PT Matahari Department Store, Tbk).
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Panrita Lestari sebagai ikon literasi telah diresmikan dalam upaya membangun budaya gemar baca bagi masyarakat di Desa Rannaloe, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. TBM yang dibangun dalam kurun waktu empat bulan itu kini berdiri kokoh dan menawan di ujung pelosok Kabupaten Gowa. Keberadannya di balik gunung-gunung menjulang tinggi tak membatasi antusias masyarakat lokal hingga masyarakat luar untuk mengintip pesona keindahan arsitektur bangunannya yang khas, dan tentu saja ingin menyaksikan semangat warga dalam bahu membahu mendirikan TBM yang bertujuan sebagai pusat aktivitas belajar seluruh kalangan di Desa Rannaloe.
Peresmian TBM yang dihadiri oleh ratusan warga Desa Rannaloe tersebut juga dirangkaikan dengan aksi panggung seluruh peserta didik dari tingkat TK-PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA se-Kecamatan Bungaya, dari mulai persembahan qasidah rebana, tari-tarian tradisional dan kreasi, puisi, drama, sholawatan, dan lain-lain.
Kegiatan peresmian yang digelar secara meriah dan semarak tersebut dihadiri oleh berbagai Stakeholder, yakni Bupati Gowa yang diwakili kepala bidang perpustakaan Kabupaten Gowa, Komandan Pos Koramil Kecamatan Bungaya, Binmas Kecamatan Bungaya, Pimpinan Cabang DD Sulsel, Rahmat Hidayat, Kepala Lembaga Pengembangan Insani (LPI) DD, Mulyadi Saputra, Tim SLI, Tim media dari RRI Kota Makassar, Kepala Desa Rannaloe, Alimuddin, S.Pd., beserta seluruh aparat pemerintah lainnya, tokoh agama, tim penggerak PKK, Guru dan kepala sekolah se-Kecamatan Bungaya, tokoh pemuda, serta masyarakat umum lainnya.
Pada kesempatan tersebut masyarakat juga menjajakan hasil panen dan hasil usaha mereka seperti berbagai macam olahan makanan, minuman, hasil kebun, serta berbagai produk usaha mereka seperti gula semut, minyak wangi nilam, dan sebagainya. Upaya tersebut merupakan inisiatif pengurus TBM sebagai panitia pelaksana kegiatan dalam rangka memperkenalkan potensi alam yang menjadi sumber dan mata pencarian mereka sehari-hari.
Seluruh lapisan masyarakat memenuhi lokasi acara untuk menyaksikan acara peresmian TBM yang dikemas dengan sangat meriah. “Semoga TBM ini hadir untuk mencerdaskan masyarakat di Desa Rannaloe, seluruh kalangan bisa menjadi insan yang literat,” harap Mulyadi Saputra saat diwawancarai oleh pihak RRI Kota Makassar.
Acara peresmian TBM yang digelar dari pagi hingga siang tersebut juga dirangkaikan dengan peluncuran buku karya masyarakat Desa Rannaloe sekaligus pelantikan pengurus TBM Panrita Lestari, Dokter Cilik, Bunda Literasi, Duta Literasi, Duta Baca Sekolah, dan Posyandu Remaja.
Pemerintah Desa Rannaloe sangat bersyukur dengan adanya pembangunan TBM di tengah-tengah mereka karena telah memiliki pusat sumber kegiatan anak-anak dan juga orang dewasa untuk membaca buku sambal menikmati keindahan alam sekitar karena pembangunannya yang sangat apik dan aestetik. “Semoga TBM ini bisa menarik banyak orang berkunjung untuk membaca dan ke depannya TBM ini juga bisa menjadi tempat anak-anak bermain dan melestarikan budaya kami, seperti belajar menari dan sebagainya,” ucap salah satu warga.