Selenggarakan Parenting di TBM Cilame, Kawan SLI Ajak Orang Tua Perankan Komunikasi Efektif
Cikulur – Senin (13/06), Kawan angkatan 4 Sekolah Literasi Indonesia (SLI) menyelenggarakan kelas parenting di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kampung Cilame, Desa Cigoong Utara Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Bertajuk “Orang Tua hadir membangun TBM Literat” tersebut diikuti 26 orang tua dari anak-anak TBM. Selain itu Kang Oni, Penggiat TBM, juga turut hadir dan mendampingi jalannya kegiatan, dan tentunya para anak-anak yang semangatnya selalu terpancar juga turut meramaikan aktivitas di TBM kala itu.
Kelas parenting tersebut, menjadi motor motivasi bagi seluruh anak yang menggali ilmu dan pengetahuan di TBM Cilame. Oleh Sebab itu, orang tua diharapkan mampu memahami secara komprehensif pola asuh positif demi mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan mampu membangun kesadaran orang tua akan pentingnya penerapan pengasuhan positif dalam lingkungan keluarganya masing-masing.
“Tidak terasa sudah sebelas bulan kami hadir di Lebak, hadir sebagai guru tamu di TBM, dan menemani proses belajar mengajar anak-anak. Begitu sangat meninggalkan kesan mendalam. Hari ini di hadapan ibu-ibu, kami sebagai fasilitator kembali berkesempatan mengisi kegiatan pelatihan sekaligus menjadi momen terakhir kami,” Kawan Maul.
“Kami juga berharap, semoga aktivitas yang telah dilaksanakan dapat meninggalkan kesan dan pembelajaran bermakna,” lanjut Kawan Maul.
Serangkaian kalimat penutupan yang disampaikan Kawan Maul sebelum memulai aktivitas kelas parenting, menjadi pemantik atensi para partisipan.
Kelas parenting dimulai dengan ice breaking “senam otak”, sebagai pemanasan juga menarik perhatian ibu-ibu sebelum dimulainya pelatihan. Terlihat setelah “senam otak” peserta menjadi lebih hangat dan antusias.
“Sudah seimbang kak, otak kanan dan kiri saya,” sahut salah satu peserta dengan meriah.
“Pernahkah ibu-ibu melihat dan mendengar berita tentang kekerasan pada anak?” tanya Kawan Maul.
“Pernah dan banyak, bayi dikurung di lemari dan bahkan disiksa oleh orang tuanya sendiri dengan tegann,” kata teh Entin, salah satu orang tua siswa.
Dalam kesempatan tersebut, Kawan Maul memaparkan secara rinci tahap perkembangan anak, teknik komunikasi efektif dan disiplin positif. Tiga aspek tersebut menjadi inti pokok yang harapannya mampu dipahami oleh orang tua.
Selain sharing materi, terdapat praktik komunikasi efektif dan komunikasi tidak efektif yang diperagakan peserta. Terdapat dua kelompok yang terdiri dari tiga peserta yang berperan sebagai ibu, ayah dan anak.
Praktik komunikasi diperagakan dengan sangat antusias dan semangat. Terlebih lagi kasus yang mereka angkat berkaitan erat dengan pengalaman mereka sehari-harinya.
Harapannya melalui pelatihan kelas parenting, para orang tua bisa secara perlahan menerapkan pola pengasuhan positif di lingkungan keluarga.