Mocobukuwae Sebagai Wadah Masyarakat Cinta Literasi
Jakarta – UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca.Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Hasil riset ini membuat gamang Widi Rahayu, Alumni Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) 12, menurutnya ada faktor yang membuat masyarakat Indonesia tidak suka membaca dan lebih suka berselancar di sosial media atau menatap layar tv. Ia menyampaikan 60 juta orang Indonesia memiliki gadget dan Indonesia menjadi salah satu pengguna gadget teraktif terbesar di dunia.
“Ironisnya, meski memiliki minat baca yang sangat rendah, data tahun 2017 dari We Are Social mengungkapkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget sekitar 9 jam sehari. Apabila berbicara tentang kualitas pendidikan literasi anak, benarkah jika anak anak indonesia tidak suka membaca? Bagaimana jika mereka hanya perlu dibantu dalam kemudahan mendapatkan buku? Hal ini menjadi keresahan tersendiri untuk saya,” jelas Widi.
“Membaca menjadi penting,” kata Widi. “Menjawab keresahan tersebut saya mengawali kontribusi dalam literasi dengan melahirkan Mocobukuwae,” tandasnya.
Mocobukuwae merupakan platform yang bertujuan mempersuasi masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi terutama membaca buku untuk anak-anak, karena membaca ialah kebutuhan selayaknya makanan.
“Selain memberikan asupan nutrisi untuk otak, membaca meningkatkan daya kreatif, imajinasi dan kemampuan berpikir kritis. Membaca juga dibutuhkan untuk memahami berbagai hal di dunia ini, dan untuk mendekatkan pada pengetahuan dan Tuhan. Saya berharap Mocobukuwae bisa menjadi wadah masyarakat mencintai literasi,” harap Widi.