Meski Program Usai, Semangat Warga Giatkan Literasi di Desa Rannaloe Tetap Membara
Gowa – Setelah berjalan selama satu tahun, Program Klaster Mandiri yang merupakan program kolaborasi Sekolah Literasi Indonesia (SLI) dengan Matahari Department Store resmi berakhir hari ini. Berakhirnya program tersebut ditandai dengan gelaran laporan capaian akhir program yang menampilkan sekaligus mempresantasikan program yang telah dilaksanakan.
Rangkaian closing program juga menggelar kegiatan diskusi keberlanjutan program di Desa Rannaloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kegiatan berlangsung dari pukul 09.00 hingga 15.00 WITA yang bertempat di aula kantor Desa Rannaloe, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Rannaloe, Alimuddin, menyampaikan terima kasih kepada Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) karena telah memilih Desa Rannaloe sebagai daerah penerima manfaat program Klaster Mandiri selama setahun terakhir. Menurutnya, desa ini memiliki potensi besar dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Sementara itu, kepala camat bungaya memberikan apresiasi tinggi kepada LPI DD atas kontribusinya dalam mengatasi masalah stunting di kecamatan Bungaya, khususnya di Desa Rannaloe. Dia berharap LPI DD terus membantu masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Acara semakin meriah dengan tampilan tarian 4 etnis oleh siswa MTS Guppi Rannaloe, dendang gambus, dan berbagai pertunjukan dari duta literasi dan masyarakat. Suasana hangat tersebut mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap program ini, termasuk sekolah dampingan, penggiat literasi, dan tokoh masyarakat.
Agenda utama pada kegiatan ini meliputi laporan capaian program selama satu tahun di Desa Rannaloe, terutama dalam bidang pendidikan oleh Melati Syahrir, Fasilitator Pendidikan SLI DD, serta diskusi tentang keberlanjutan program di masa mendatang. Diskusi ini dipandu oleh Asdinullah, Direktur LKC Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.
Andi Ahmadi, Ketua SLI, menyampaikan program Kawasan Mandiri Berdaya (Madaya) kepada masyarakat Desa Rannaloe akan menjadi sasaran penerima manfaat program tersebut. Dia meyakinkan masyarakat bahwa program Madaya ini akan meningkatkan kapasitas dan kemandirian desa, sejalan dengan tujuan program ini, yaitu keterlibatan dan kemandirian pada keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Semua pihak berharap agar Desa Rannaloe kelal mampu bertransformasi secara positif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, menjadi desa percontohan yang bisa dijadikan inspirasi oleh desa-desa lain, sebagai kampung literasi yang masyarakatnya sehat dan sejahtera.