Bangun Semangat Menuntut Ilmu, BAKTI NUSA Gelar Uswah Leadership Class

Bangun Semangat Menuntut Ilmu, BAKTI NUSA Gelar Uswah Leadership Class

Menyemarakkan Ramadan Eduaction Festival 2022 LPIDD, BAKTI NUSA sebagai program pengembangan kepemimpinan bagi para aktivis mahasiswa menggelar Uswah Leadership Class, kelas berseri bertajuk “Cendekia: Memakna Perintah Al-Qur’an, Mengembara Menuntut Ilmu”. Kelas berseri pertemuan kedua ini dilakukan Sabtu, (16/4/2022) secara daring melalui Zoom. Pada kelas ini, para peserta diajak untuk menguatkan nilai profil program khususnya cendekia

Aadrean, Manajer BAKTI NUSA wilayah Padang sekaligus Dosen di Universitas Andalas menyampaikan, seorang pemimpin harus memiliki semangat menuntut ilmu, bahkan hingga merantau ke luar kota asal maupun luar negeri. Dalam memahami kekuasaan Allah Swt., seorang pemimpin memerlukan ilmu untuk bisa memakna lebih dalam dari setiap tanda-tanda-Nya.

Caranya, pertama memperkaya pengetahuan serta wawasan dalam konteks sejarah. “Sejarah itu sangat diperlukan, sebab kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama dan bisa belajar dari yang sudah ada sebelumnya. Menariknya lagi, porsi terbesar dalam Al-Qur’an itu adalah sejarah (kisah),” ujarnya.

Lebih lanjut, Aadrean memaparkan tiga hal penting dari kisah Zulkarnain sebagai strategi untuk lanjut studi ke luar negeri. Pertama, paham geografis, seperti mengetahui sebaran letak kampus-kampus terbaik dan negaranya. “Sebagaimana Zulkarnain, seorang Raja saleh penguasa dunia barat dan timur, maka penting untuk menguasai geografi. Karena hasil pemantauan saya, banyak yang ingin kuliah di luar negeri, tapi di mana kampusnya malah belum tahu. Aneh!” ungkap Aadrean.

Kedua, lanjutnya, paham sosiologi atau budaya dari target kampus-kampus idaman. “Budaya ini sangat berpengaruh terhadap cara kita agar diterima kuliah di luar negeri. Ada negara yang mengandalkan ujian atau nilai tes, ada negara yang mengandalkan kedekatan emosional dengan calon profesornya,” katanya.

Ketiga, pemahaman serta penguasaan bahasa asing menjadi kunci. “Memahami sebaran kampus dan sosial budaya kampus target, harus dengan bahasa Inggris atau bahasa asing yang diakui di kampus target tersebut. Jadi, bahasa itu alat untuk memahami dua hal sebelumnya,” jelasnya.

Kegiatan ini dihelat untuk lima puluh penerima manfaat BAKTI NUSA terpilih dari beberapa kampus ternama di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, UGM Yogyakarta, UNS Surakarta, Universitas Airlangga, ITS Surabaya, dan Universitas Brawijaya. (MAR)

Slide

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *