Pentingnya Pemahaman Pengelolaan Keuangan Pada Masyarakat
Dalam suatu kehidupan, seseorang tidak akan terlepas dari “Keuangan”. Uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar. Ada yang mengatakan bahwa “Uang bukanlah segalanya” akan tetapi segalanya tentulah membutuhkan uang. Oleh karena itu, setiap orang berusaha bekerja keras untuk menghasilkan uang. Namun manakah yang lebih penting, menghasilkan uang atau pengelolaan keuangan?
Menghasilkan uang merupakan suatu hal yang penting, namun lebih penting lagi untuk dapat melakukan pengelolaan keuangan terhadap penghasilan tersebut, Mengapa? Karena saat seseorang memiliki penghasilan namun tidak melakukan pengelolaan keuangan yang baik maka uang tersebut tidak bertambah ataupun justru habis untuk keperluan yang bersifat konsumtif.
Masih ingatkah dengan sebutan Desa Miliader Tuban? Tepatnya terletak di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Warga tersebut mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanah kepada PT Pertamina. Tanah itu dijual untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Menurut Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengungkapkan, di desanya, yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK. Menurutnya, PT. Pertamina menghargai tanah warga lebih tinggi dari biasanya. Sekitar Rp600.000 sampai Rp800.000 per meter. Dari penjualan tersebut, warga rata-rata mendapat uang sebesar Rp8 miliar. Menurut Gihanto, sebagian besar warga memakai uang tersebut untuk membeli mobil. Jika dipikirkan apabila memiliki uang miliaran pasti dapat hidup dengan sejahtera dan lebih baik. Namun, selang setahun ada banyak warga yang mulai menjual hewan ternaknya untuk bertahan hidup. Hal itu dikarenakan sebagian besar warga menggunakan uang tersebut untuk keperluan konsumtif sedangkan hanya beberapa warga yang menggunakan uangnya sebagai modal usaha, tabungan dan investasi.
Menanggapi fenomena di atas, dapat dilihat belum adanya pengelolaan keuangan yang baik dari para warga. Warga tersebut terlebih dahulu harus memahami, bahwa uang ganti rugi yang mereka terima merupakan pembayaran atas aset produktif berupa ladang hingga lahan pertanian yang sebelumnya merupakan sumber pendapatan warga. Maka dari itu, sebaiknya warga sudah harus memiliki perencanaan untuk pengelolaan uang yang dimiliki.
Dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, Senator Elizabeth Warren dan putrinya, Amelia Warren Tyagi mempopulerkan sebuah prinsip 50-30-20 untuk mengatur keuangan. Prinsip ini memiliki aturan dasar mengatur keuangan dengan membagi pendapatan dan mengalokasikannya sebesar 50% untuk kebutuhan, sebesar 30% untuk keinginan, dan menyisihkan 20% untuk tabungan. Adapun contoh lain pengelolaan keuangan adalah Metode Budgeting 70-10-10-10 yang dipopulerkan oleh Jim Rohn, seorang pengusaha Amerika, penulis dan pembicara motivasi. Beliau membagi seluruh penghasilan yang kita dapatkan ke dalam empat kelompok yaitu 70% kebutuhan pokok, 10% simpanan, 10% investasi dan 10% untuk berbagi.
Dengan adanya pemahaman terhadap pengelolaan keuangan, harapannya tidak terjadi kasus serupa pada masyarakat. Berdasarkan prinsip 50-30-20, warga desa diatas dapat membagi dengan alokasi 50% untuk kebutuhan, termasuk kebutuhan modal usaha untuk mengganti sumber pendapatan dari lahan pertanian yang telah dijual, kemudian 30% dapat digunakan untuk keinginan seperti pembelian mobil yang diinginkan sedangkan 20% untuk tabungan dana darurat yang sewaktu-waktu diperlukan. Ataupun masyarakat dapat menggunakan cara lain dalam mengalokasikan pengelolaan keuangan seperti metode budgeting di atas.
Saat ini, telah banyak berbagai jenis cara mengatur keuangan yang dapat kita pelajari dari tokoh-tokoh sukses. Sebaiknya kita tidak hanya berfokus pada bekerja dan menghasilkan banyak uang, namun juga memahami bagaimana cara mengatur uang yang kita dapatkan. Ada berbagai manfaat yang dapat dipelajari dari pengelolaan keuangan, tentunya masyarakat dapat memiliki perencanaan anggaran untuk kebutuhan hidup, berapa besar dana simpanan yang dibutuhkan, seberapa besar uang yang perlu diinvestasikan dan lain sebagainya. Keputusan untuk mengelola keuangan pun membutuhkan komitmen dan konsistensi. Apapun metodenya, tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas.
Sumber Referensi :
Fadhilah. (2021, Februari 17). kompas. Retrieved from www.kompas.tv: https://www.kompas.tv/article/147684/fakta-satu-desa-mendadak-kaya-terbanyak-dapat-rp-28-miliar-tapi-sedikit-dipakai-usaha
Safira, I. N. (2022, Januari 25). finance.detik. Retrieved from finance.detik.com: https://finance.detik.com/energi/d-5914216/warga-tuban-sempat-kaya-mendadak-kini-jual-sapi-untuk-makan-kok-bisa
Sibuea, P. (2021, Desember 30). kemenkeu. Retrieved from www.djkn.kemenkeu.go.id: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sumut/baca-artikel/14590/Pentingnya-Manajemen-Keuangan-dalam-Kehidupan-Sehari-Hari.html