SMP Smart Cibinong Gelar Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Bogor – Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu ciri khas dari Kurikulum Merdeka. Kegiatan P5 digelar guna memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Di SMP Smart Cibinong proporsi P5 dialokasikan sekitar 20% beban belajar per tahun.
Pelaksanaan P5 dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian P5 sesuai fase peserta didik dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Tahun ajaran 2024/2025 terdapat satuan Pendidikan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada kelas VII, VIII dan IX (Fase D) sebagaimana termuat dalam Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI No.56/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran.
SMP Smart Cibinong sebagai satuan pendidikan turut mengimplementasikan P5 bertema “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan kegiatan pembuatan pupuk kompos daun kering. Menurut Pamuji Widodo, Kepala SMP Smart Cibinong, kegiatan implementasi P5 di SMP Smart Cibinong bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia dengan dampak-dampak global, termasuk perubahan iklim.
“Selain itu kami berupaya membangun kesadaran bersikap dan berperilaku ramah lingkungan sekaligus mempelajari potensi krisis keberlanjutan serta mengembangkan kesiapan para siswa menghadapi semuanya,” terang Pamuji Widodo.
Nining Silih Mulyani, Pengurus KRL Resik RW 28 Desa Tlajung Udik dan Heni Indriastuti, Ketua KRL Resik RW 28 Desa Tlajung Udik, didapuk menjadi pemateri pada proses pembuatan pupuk kompos melalui materi “Pemanfaatan Sampah Daun Menjadi Pupuk Kompos”; para siswa juga melakukan praktik langsung pembuatan pupuk kompos dari daun kering. Para siswa sangat antusias mengikuti ragam alurnya mulai dari memilah sampah daun kering, mencacah dan mecampurkan bioactivator ke dalam daun yang sudah dicacah kemudian dimasukan ke dalam gentong.
“Para siswa akan memanen pupuk kompos kurang lebih 2 bulan ke depan,” kata Pamuji Widodo.