Refleksi Kepemimpinan: BAKTI NUSA Menggelar Monitoring dan Evaluasi Semester 1 Sebagai Momentum Perbaikan

Lima puluh dua mahasiswa penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) Angkatan 13 telah melaksanakan monitoring dan evaluasi Semester 1 sebagai panggung perbaikan dan refleksi program yang telah berjalan selama 1 semester dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan serta ketercapaian profil program pada diri penerima manfaat selama mengikuti masa pembinaan. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Juni sampai Juli 2024 di 13 wilayah dan 15 kampus program dengan melibatkan seluruh entitas BAKTI NUSA mulai dari penerima manfaat, manajemen pusat, manajemen wilayah, alumni program hingga stakeholder yang terlibat seperti Dompet Dhuafa Cabang, mitra leadership project dan mitra kampus.

Sebelum pelaksanaan evaluasi ke wilayah, manajemen pusat telah melakukan persiapan mulai dari pengolahan data evaluasi publik, self assessment tengah, laporan bulanan penerima manfaat termasuk pencapaian perkembangan leadership project, monitoring adik asuh, pencapaian akademisi dan pencapaian profil lainnya.

“Monitoring dan evaluasi menjadi bagian penting didalam program guna menjaga transparansi serta akuntabilias tata kelola organisasi, program, kebijakan, serta hasil atau dampak yang dihasilkan dari aktivitas program yang telah berjalan. Sekaligus sebagai momentum silaturahmi antara manajemen pusat dengan entitas yang di wilayah”, ucap Fitri selaku Wakil Ketua Program BAKTI NUSA.

Tim monitoring dan evaluasi yang terbentuk tidak hanya dari manajemen pusat program BAKTI NUSA, namun juga dilibatkan dari para ‘holding’ lembaga GREAT Edunesia agar bisa memberikan pandangan dan penilaian terhadap aktivitas program dan bisa bertemu langsung para aktivis pemimpin di wilayah dengan berbagai leadership project yang telah dikembangkan.

 

 

 

Proses pelaksananaan monev dimulai dari training ‘Refleksi Kepemimpinan’, pemaparan capaian pembinaan, perbandingan hasil assessment peserta dengan hasil penilaian publik, sesi Indepth Interview perorangan, kunjungan leadership project peserta serta silaturahmi dengan para alumni dan Dompet Dhuafa Cabang.

Menanggapi kegiatan Monev ini, Annisa Rahmawati Kisam, salah satu penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 13 Wilayah Bandung, sekaligus mahasiswi Institut Teknologi Bandung mengaku sangat berkesan dan turut berkomentar,  “Selama monitoring dan evaluasi, saya mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya mengenali dan mengevaluasi diri sebagai langkah awal untuk pengembangan pribadi dan profesional. Metode STAR dengan 5 sudut yang menggambarkan improve, reduce, add, stop, dan mantain. konsep ini dapat mengetahui area mana saja dalam diri kita yang memerlukan perhatian dan tindakan. Selain itu, konsep River of Life memberikan saya perspektif visual tentang perjalanan hidup saya, termasuk tantangan dan pencapaian yang telah saya lalui. Secara keseluruhan, kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan saya tentang self-assessment tetapi juga memotivasi saya untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan”.

Berbeda halnya, pengalaman yang dirasakan oleh Najla Giva Tsuraya, Penerima Manfaat BAKTI NUSA Angkatan 13 Wilayah Padang mengatakan, “ Selama pembinaan, kami diberikan data visual dari laporan bulanan serta hasil public scoring yang telah disebar kepada orang-orang terdekat kami. Dari penyampaian laporan tersebut, bisa dilihat bagaimana progres IPK setiap penerima manfaat bulan ke bulannya. Saya memaknai progres kenaikan IPK tersebut sebagai usaha bersama dalam memberikan kebermanfaatan kepada sesama dan juga meningkatkan amalan yaumi. Selama pembinaan, kami juga melakukan indepth interview yang merupakan sesi tanya jawab terkait rencana kedepan dan apa yang bisa dioptimalkan untuk kedepannya”.

Pada kesempatan monev kali ini juga dilakukan kegiatan visit leadership project, yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung perkembangan leadership project yang

dijalankan oleh penerima manfaat BAKTI NUSA 13. Salah satu leadership project yang sustainable adalah Rumah Kohe, leadership project dari Zulfah Nur Miftahul Hilmy yang merupakan penerima manfaat BAKTI NUSA 13 wilayah solo. Rumah Kohe adalah singkatan dari Rumah Kotoran Hewan yang berfokus pada Pemberdayaan Taruna Tani Desa Gentungan melalui pembuatan pupuk organik menuju pertanian organik berkelanjutan. Leadership project yang telah dijalankan oleh Zulfah menunjukkan keseriusannya dalam membangun Desa Gentungan, hal ini dapat terlihat dari proses Rumah Kohe yang sudah memproduksi produk bernama “Pupuk Organik SAE”, dan Pupuk ini juga sudah dipasarkan ke beberapa Desa yang membutuhkan pupuk organik, awal mula harga pupuk SAE ini adalah Rp 17.000/sak akan tetapi dengan kolaborasi yang dilakukan Taruna Tani termasuk Zulfah dengan perangkat Desa, akhirnya mendapatkan subsidi dari pemerintah Desa, sehingga harga pupuk SAE ini dapat dipasarkan dengan harga Rp 13.000/sak. Hal ini dapat membantu para petani dalam penerapan pemberian pupuk organik bagi tanaman kebunnya.

Disamping itu juga bapak Hasyim Ashari selaku Ketua Asosiasi Petani Organik Karanganyar sekaligus pembina Taruna Tani Lestari menyampaikan, “Rumah Kohe hadir sebagai sebagai pelopor penggerak bagaimana pertanian Indonesia kedepannya bisa disuplai dengan pupuk-pupuk organik, yang tentunya pupuk organik ini pupuk yang ada di sekitar kita, karena pertanian organik itu harus terkolaborasi antara pertanian dan peternak, limbahnya pertanian digunakan untuk peternakan, dan limbahnya peternakan dikembalikan ke petani”.

 

 

 

 

“Selain itu, Visit Leadership project sengaja dilakukan untuk melihat kesusaian data yang dikirimkan setiap bulannya dengan kondisi real (nyata) yang terjadi di lapangan, sekaligus melihat dampak serta kebermanfaatan yang dilakukan Penerima Manfaat (PM) BAKTI NUSA 13 terhadap lingkungan sekitarnya”. Ujar Ricky Hardiansyah selaku Ketua Program BAKTI NUSA.

Pelaksanaan monev kali ini juga dilakukan indepth interview kepada penerima manfaat dengan tujuan untuk melihat pandangan penerima manfaat terkait keberlangsungan pembinaan selama 1 semester terakhir, serta melihat kebutuhan PM untuk proses pembinaan di semester berikutnya.

Pada kesempatan monev di wilayah Bali, juga dilaksanakan audiensi dengan Tim Wakil Rektor Kemahasiswaan Universitas Udayana (UNUD). Mendengar proses pembinaan yang dilakukan program BAKTI NUSA, Wakil Rektor Kemahasiswaan UNUD mengatakan “Kami sangat mengapresiasi karena sejalan dengan Visi UNUD, yaitu penerima Beasiswa harus memiliki prestasi yang memberikan dampak bagi mahasiswa dan kampus. Dengan demikian, diharapkan kemitraan dan kerjasama juga bisa dibangun pada proses pengembangan kapasitas (pembinaan) kepada mahasiswa yang lebih banyak”.

Momentum monitoring dan evaluasi ini juga sebagai ajang silaturahmi dengan para alumni di wilayah. Apresiasi besar dengan alumni yang turut hadir dan telah berbagi ‘insight’ serta pengalaman dengan penerima manfaat wlayah. Alumni yang hadir berasal dari background pekerjaan yang berbeda dan berbagai angkatan. Semoga dengan adanya silaturahmi alumni ini sebagai jalan koordinasi dan pelibatan alumni dalam program pembinaan.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini bukan hanya tentang penilaian, harapannya menjadi kesempatan perbaikan dan refleksi hal-hal yang perlu ditingkatkan baik terkait pencapaian individu, leadership project, dan persiapan perencanaan karir pasca kampus.

 

Slide

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *