Menjadi Kontributor Peradaban Ialah Tugas Mulia
Menjadi penolong dalam jalan kesepian merupakan bentuk keikhlasan yang memang harus diupayakan Sob, bukan hanya dibiarkan lahir begitu saja, tapi ia harus diupayakan atau diusahakan hadir. Seperti dalam buku yang saya baca bahwa tugas kita adalah memberi pupuk agar bibit tumbuh dan berbunga, ini semua perlu upaya atau kerja keras yang tak sederhana.
Menjadi penolong dalam jalan kesepian merupakan konsekuensi dari pilihan yang telah kita ambil, bukan hanya pada satu sudut pandang saja tanggung jawab yang akan kita hadapi, tapi luasnya sudut pandang serta narasi yang akan kita buatlah yang akan kita hadapi dikemudian hari. Sekali lagi, menjadi kontributor peradaban adalah tugas mulia yang harus kita hadirkan.
Ada satu kisah yang bisa kita jadikan referensi dalam narasi kepemimpinan. Satu kisah di mana sahabat Rasulullah Muhammad saw., Sayyidina Umar r.a., yang sering kita dengar dalam pengajian maupun dalam diskusi-diskusi keagaman, beliau adalah sosok yang bertanggung jawab, berintegritas dan tentunya menjadi uswah kita semua. Umar sering disebut sebagai pemimpin yang sering keluar malam, sendirian, dan melihat langsung kekurangan serta kondisi rakyatnya. Menghadirkan diri ditengah rakyatnya, merasakan langsung bagaimana keadaan rakyatnya, dan tentunya tanpa ragu memeberikan dampak yang luas meski tak banyak orang tau. Umar membopong beras dengan tangannya sendiri untuk kemudian diberikan kepada ibu miskin. Kemudian, Umar juga membopong seorang nenek yang sakit untuk diobati, dan tentunya masih banyak kisah sepi lainnya yang dilakukan dengan penuh keikhlasan oleh sosok Umar yang akan tetap menjadi sosok Umar.
Dari apa yang selalu kita dengar melalui kisah yang dikerjakan dalam jalan kesepian selalu menarik dan tentunya menjadi pembeda yang begitu luar biasa. Bagaimana tidak, justru ketika diri berupaya semaksimal mungkin supaya apa yang dikerjakan tidak di lihat orang lain, ikhlas dan dikerjakan seorang diri hasilnya sangat luar biasa, semakin menakjubkan dan memperkuat karakter penolong yang di dambbakan oleh ummat. Kehadiran insan dalam jalan kesepian adalah jawaban dari keraguan yang hadir, uswah yang ada dari sosok Umar telah membuktikan kepada kita bahwa kemurnian memberikan bantuan atau lebih spesifik menjadi penolong dalam jalan kesepian dengan narasi keikhlasan yang jelas dan menjadi nilai utama, akan senantiasa melahirkan nilai yang luar biasa pula, bahkan lebih jauh karakter kuat dalam personal sebagai penolong akan semakin nyata dan hadir dengan sendirinya, tentunya akan jauh dari narasi keberpura-puraan atau lebih ekstrim di cap sebagai personal yang gemar membuat pencitraan demi tujuan yang pragmatis. Rasanya sangat jauh sekali penilaian orang atau public terhadap personal yang menjadi penolong dalam narasi kebaikan ketika kita merujuk pada kisah Umar. Ketulusan menjadi penolong dalam jalan kesepian memanglah bukan sesuatu yang mudah, mungkin mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dikerjakan.
Inilah maksud dalam jalan kesepian, membangun koneksi dalam kesepian dengan memanfaatkan informasi yang ada dalam koneksi kita, dan kemudian kita secara diam-diam melakukan pekerjaan secara pribadi, memberikan dampak yang luar biasa tanpa diketahui orang lain dan inilah bentuk ikhlas dalam arti yang sesungguhnya, tanpa pamrih. Ikhlas menjadi penolong meski jalan kesepian yang ia pilih.