Luaskan Dampak Leadership Project, BAKTI NUSA helat Leadership Summit 2024.

Leadership Project merupakan laboratorium personal dari penerima manfaat BAKTI NUSA guna melahirkan inovasi sosial pemberdayaan yang diharapkan dapat berdampak positif terhadap perubahan masyarakat. Melihat berbagai tantangan di era digital dalam memimpin gerakan sosial, BAKTI NUSA menghelat Leadership Summit 2024 dengan tema “Digital Technology Enablers: Scale-Up Impact Your Social Movement”.

 

Hadir sebagai pembicara: Haryo Mojopahit, General Manager Advokasi, Beastudi dan Riset GREAT Edunesia; Bayu Candra Winata, Ketua Beastudi Indonesia GREAT Edunesia; Dea Sunarwan, S.T., CBA., CI, Digital Business & Philanthropy Consultant; Alif Andika Sutadi, CEO UMEDS; serta Khabib Anwari, Rektor UNIDES.

 

Sebanyak 52 aktivis pemimpin yang berasal dari 15 kampus besar di Indonesia yaitu USU, UNAND, UNSRI, UI, IPB, ITB, UNPAD, UNS, UGM, ITS, UNAIR, UB, UNHAS, UNDIP, dan UNUD antusias mengikuti agenda yang berlangsung pada sabtu, 22 Juni 2024 secara daring ini.

 

Bayu Candra Winata dalam overviewnya menyampaikan besarnya pengaruh dunia digital dalam kehidupan.

 

“Di era digital saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan, mempengaruhi cara kita hidup, bekerja dan berkomunikasi. Serta menjadi jalan membuka inovasi sosial bahkan ‘entrepreneurship’, untuk mengatasi tantangan sosial dengan cara yang lebih inovatif dan efektif. Harapannya melalui Leadership Summit ini bisa memberikan pandangan dan insight baru untuk ‘scale up impact’ terhadap Leadership Project yang dikelola penerima program.” sampai Bayu.

 

Senada dengan Bayu, Haryo Mojopahit dalam Opening Speechnya memberi arahan agar Leadership Project yang dibuat menjadi solusi terhadap permasalahan di tengah masyarakat.

 

“Berbicara mengenai ‘impact’, maka kita berbicara mengenai aspek filantropi yang harus dikaitkan dengan penyelesaian akar masalah di masyarakat. Ditambah media digital, teknologi dan informasi yang mudah diakses, menjadi peluang untuk mendukung pengembangan Leadership Project yang lebih berdampak. Kedepannya, Leadership Project yang telah dibangun memang lahir dalam diri penerima program, tidak hanya sekadar tuntutan pembinaan tetapi memiliki rencana keberlanjutan setelah selesai program” ucap Haryo.

 

Adapun dalam sesi inti Leadership Summit 2024, Tiga pembicara dari berbagai latar belakang berbagi pengalaman dalam mengelola social project. Dea Sunarwan berpesan kepada seluruh penerima manfaat BAKTI NUSA untuk terus meningkatkan kemampuan softskill dalam mengelola social movement.

 

“Investasi longterm adalah investasi leher ke atas, meningkatkan softskill dan hardskill. Lakukan investasi tersebut dengan baca, dengarkan, dan pelajari. Membangun visi dan menjalin relasi menjadi dua modal besar seorang calon pemimpin. Jangan pernah merasa visi yang dibangun masih kecil sehingga merasa belum waktunya bergerak. Tambahkan kefokusan dan profesionalitas dalam proses mengembangkan dua modal besar tersebut. Yakin proses tersebut akan bisa menghasilkan dampak yang luar biasa. Begitupun dalam menjalankan social movement dengan orientasi memberikan dampak yang besar untuk target dan sekitar” pesan pria yang sangat menyukai dunia filantropi ini.

 

Adapun Alif Andika Sutadi, berbagi pengalaman dalam mengoptimalkan jaringan mitra untuk keberhasilan Leadership Project selama menjadi CEO UMEDS.

 

“Pergunakanlah support dana yang sudah diberikan dalam menguatkan prospek Leadership Project yang sedang dijalankan kedepannya. Nikmati prosesnya, jangan pernah berhenti dan perbanyak bersyukur telah diberi kesempatan menjadi bagian penerima program BAKTI NUSA. Didalam perjalanan menjadi aktivis itu, sangat penting memiliki ‘basic skill’. Manfaatkan ‘networking’ yang dimiliki dan lakukan prosesnya secara bertahap ‘learning by doing’ dan tekunilah jangan hanya melihat apa yang orang lain lihat melainkan menyelesaikan masalah yang belum terselesaika” ucap Alif.

 

Sedangkan Khabib Anwari mengingatkan untuk terus menghadirkan aspek spiritual dalam berbagai Leadership Project.

 

“Banyak aktivis hari ini yang bisa melalukan kegiatan sosial di Masyarakat, akan tetapi tidak semua aktivis bisa survive dalam melakukannya bahkan jarang ada yang bisa menyelesaikan kegiatan sosialnya sampai akhir. Peran pemuda (aktivis) sebagai kontrol sosial. Pandai-pandailah dalam memilih partner. Apapun social project anda, lakukanlah dengan ikhlas tanpa mengharapkan sorotan media!!!” tutup Khabib.

 

BAKTI NUSA sebagai salah satu program GREAT Edunesia terus melakukan penumbuhan kepemimpinan aktivis mahasiswa untuk membentuk calon pemimpin bangsa, tak hanya membangun ekosistem inklusif yang berdaya, tetapi juga berdampak pada tatanan sosial masyarakat kontemporer berkelanjutan. Leadership Summit 2024 diharapkan dapat menjadi menjadi bekal para penerima manfaat dalam menghadapi tantangan era digital serta menjaga keberlanjutan Leadership Project yang sedang dijalankan.

Slide

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *