LPI Dompet Dhuafa Luncurkan Program Sekolah Literasi Indonesia di Ternate
Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Ternate meluncurkan program Sekolah Literasi Indonesia (SLI) di SDN 56 Kota Ternate, Minggu (21/11/2021).
Program SLI tersebut mendampingi tiga Kelurahan Lingkar Bandara di Kota Ternate, yakni Kelurahan Tubo, Akehuda, dan Tafure. SLI adalah program yang berfokus pada penumbuhan dan pengembangan budaya literasi di seluruh ekosistem pendidikan formal (sekolah), pendidikan informal (keluarga), dan pendidikan nonformal (masyarakat).
Kegiatan peluncuran program dihadiri kepala sekolah dan dewan guru SDN 48 Kota Ternate, sekolah dan dewan guru SDN 50 Kota Ternate, sekolah dan dewan guru SDN 56 Kota Ternate, perwakilan oranag tua, serta perwakilan masyarakat dari masing-masing kelurahaan dampingan.
Hadir pula stakeholder setempat yakni kepala dinas pendidikan Kota Ternate, koordinator wilayah Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Kecamatan Kota Ternate Utara, dan Lurah kelurahan dampingan.
“Saya sangat bersyukur dengan hadirnya adik berdua (Kawan SLI) yang mewakili LPI DD dalam bertugas di tiga kelurahan ini. Memang sangat penting untuk menumbuhkembangkan literasi sejak dini,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate, Bahtiar Teng saat memberikan sambutan.
“Harapan saya, terutama di tiga sekolah dampingan ini bisa menjadi sekolah percontohan bagi sekolah lain dalam hal literasi. Saya juga berharap LPI DD bisa melebarkan sayapnya lebih luas di Kota Ternate dalam mengembangkan program literasi,” imbuhnya.
Peluncuran program SLI dilakukan secara simbolis dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh kepala dinas pendidikan Kota Ternate.
Usai kegiatan peluncuran program SLI, kegiatan dilanjutkan dengan Pelatihan Program Literasi Terpadu sebagai pelatihan awal sekaligus gambaran program literasi, baik di ranah sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Dalam enam bulan ke depan dua Kawan SLI, Mavalda JS dan Chahiriyatul Fitri, akan melakukan fasilitasi bagi masyarakat di tiga kelurahan yang menjadi dampingan melalu berbagai pelatihan dan pendampingan intensif. Hal tersebut supaya mereka mampu menyusun dan mengembangkan program literasi sesuai potensi yang ada.
Melalui budaya literasi yang kuat, harapannya akan membentuk masyarakat literat sehingga mampu menjadi manusia berkualitas dan berakhlak mulia. (MVD)