Generasi Digital, Jantung Masa Depan Indonesia
Jakarta – Tahun 2045 akan menandai 100 tahun kemerdekaan Indonesia, dan diharapkan menjadi momentum tercapainya visi Indonesia Emas: negara yang sejahtera, maju, berkeadilan, dan mandiri. Namun mewujudkan mimpi ini Indonesia harus melewati tantangan kompleks. Dengan perubahan tatanan global, ekonomi nasional, stabilitas politik, kekuatan generasi digital, dan dinamika geopolitik global negara harus mengoptimalkan data dan kebijakan strategis berbasis bukti kuat. Merujuk pada pedoman Hari Sumpah Pemuda tahun 2024 yang dirilis oleh Kemenpora RI, tema untuk tahun 2024 ini yaitu.
Menurut Fino R Dibihantoro, Penerima Manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) 13, yang mengutip dari Peter Sondergaard, “Data is the oil of the 21st century, and analytics is the combustion engine. Di bidang ekonomi, Indonesia berada di jalur pertumbuhan signifikan. Menurut data McKinsey, pada 2030, Indonesia diproyeksikan menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 dunia,” jelasnya.
Ia menambahkan, ingin memproyeksikan semangat Sumpah Pemuda supaya jargon “Maju Bersama Indonesia Raya” tak hanya wacana semata, sebab pada periode tersebut bonus demografi adalah aset penting, namun bisa menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik. Laporan Bank Dunia (2023) menekankan perlunya peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan industri yang lebih berorientasi teknologi. Tanpa transformasi struktural yang mendalam, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bisa menjadi ilusi belaka, dan ketimpangan sosial dapat semakin memperdalam jurang ekonomi,” tandas Fino.
Fino menerangkan, politik stabil merupakan kunci mendukung pertumbuhan ekonomi sipaya semakin kuat. Pada Indeks Demokrasi 2023 yang dirilis The Economist Intelligence Unit, Indonesia berada di peringkat 52 dunia, tergolong dalam kategori “demokrasi cacat.” Isu korupsi, kepastian hukum, dan reformasi birokrasi menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi. Stabilitas politik bukan hanya soal keamanan, tetapi juga menciptakan iklim investasi yang ramah dan menarik bagi investor global. “Sebagai negara yang mengalami pertumbuhan kelas menengah tercepat di Asia, dengan 70 juta kelas menengah pada 2025 menurut laporan Boston Consulting Group, Indonesia harus menjaga momentum ini dengan memastikan stabilitas politik yang solid,” kata Fino.
Dalam paparannya Fino menegaskan jika generasi digital ialah jantung dari masa depan Indonesia, sebab saat ini lebih dari 77% penduduk Indonesia adalah pengguna aktif internet (Datareportal, 2023). Media sosial menjadi kekuatan besar yang dapat membentuk opini publik dan menggiring arah kebijakan. Tantangannya adalah bagaimana generasi digital diarahkan menjadi agen perubahan positif, bukan sekadar konsumen teknologi. “Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan, mayoritas pengguna internet adalah usia muda, yang akan menjadi penggerak utama ekonomi digital di masa depan. Ekosistem startup Indonesia, yang telah melahirkan 14 unicorn, harus terus didorong guna memberikan solusi inovatif dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga keuangan,” paparnya.
Di momen Sumpah Pemuda ia berharap sinergi antara kekuatan pemuda, diplomasi, dan strategi ekonomi bisa terus digenjot untuk memastikan potensi bangsa maksimal serta akses ke pasar internasional tetap terbuka sekaligus menjaga kedaulatan nasional.