FLA, Sebuah Upaya Menuju Sekolah Ramah Literasi

FLA, Sebuah Upaya Menuju Sekolah Ramah Literasi

 

Banten – Sejak 2015, Kemdikbud meluncurkan program Gerakan Literasi Sekolah melalui Permendikbud Nomor 21 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Tujuan dari GLS adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Pada perjalanannya, pelaksanaan GLS belum seoptimal yang diharapkan. Aktivitas literasi yang dilakukan sekolah masih sebatas membaca dan kompetensi literasi masih terpisah dari kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, sebagian guru masih bingung memvariasikan aktivitas literasi dalam pembelajaran yang bermakna.

 

Menjawab permasalahan tersebut, Kawan Sekolah Literasi Indonesia memberikan pelatihan FLA kepada 103 guru sekolah/madrasah dampingan di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten. Lebak, Banten pada 5, 8 hingga 12 November 2021.

 

Pelatihan tersebut dibagi menjadi empat zona. Zona pertama di SDN 3 Cisimeut Raya bersama SDN 3 Nayagati, dan SDN 3 Bojongmenteng. Zona kedua di SDN 1 Margawangi bersama SDN 1 Cisimeut Raya. Zonasi ketiga di MI Alwashliyah bersama SDN 3 Leuwidamar, dan SDN 2 Lebakparahiang. Sementara Zonasi keempat di MIN 1 Lebak bersama SDN 1 Wantisari.

 

FLA (Fun Literacy Activity) merupakan aktivitas pengembangan literasi yang disajikan dalam bentuk permainan yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Prinsip kegiatan FLA yaitu menyajikan konsep literasi dari materi pembelajaran, belajar sambil bermain, kegiatannya berpusat pada siswa, dan bersifat fleksibel.

 

“Pelatihan FLA dapat menjadi referensi bagi sekolah dan madrasah untuk membuat aktivitas literasi yang menyenangkan, mudah dilaksanakan, serta terintegrasi dalam proses pembelajaran demi menuju sekolah yang ramah literasi,” ungkap Kawan Darma.

 

Referensi permainan berbasis literasi yang diberikan oleh Kawan dalam pelatihan di antaranya: TOMEDO (Topeng Media Dongeng), Bunga Huruf, Walking Story, BUMBUL (Buku Timbul), UCOK (Ular Tangga Kocok), dan LUSI (Ludo Literasi). Selanjutnya, Kawan mengajak para guru untuk praktik membuat permainan literasi, setelah itu guru diminta merancang pembelajaran fun literacy activity yang sesuai kompetensi dasar (KD) dari materi yang akan diajarkan di kelas.

 

“Saya yakin peltihan FLA mampu menambah wawasan kami sebagai guru bahwa kegiatan literasi bukan sekadar membaca dan menulis saja. Kami sangat terbantu merancang aktivitas menyenangkan di kelas, sehingga siswa semakin gemar membaca dan kemampuan berpikir kritisnya meningkat. Meski membuat medianya agak rumit, karena baru pertama kali membuatnya, namun jika terbiasa akan mudah,” ungkap Siti Surhanah, Guru SDN 1 Margawangi.

 

Pelatihan di akhiri dengan penyampaian komitmen dari setiap peserta mengenai rencana yang akan dilakukan di sekolah/madrasahnya, agar para guru dapat membangun kesadaran terkait metode dan media pembelajaran baru, serta aktivitas pembelajaran menyenangkan melalui literasi.

 

Slide

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *