Ciptakan Santri Tanggap Bencana, JANTARA Ajak 168 Santri Ikuti Pelatihan Tanggap Bencana
Sukabumi – Jambore Santri Nusantara (JANTARA) 2024 hari kedua (21/10) masih berlangsung di Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL), Sukabumi, Jawa Barat. 168 santri dari 22 pesantren di Indonesia mengikuti JANTARA Training bersama Achmad Lukman, Manager Pusat Pelatihan dan Pendidikan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa dan Putri, Respon Darurat Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (RDK LKC) Dompet Dhuafa. Achmad Lukman mengatakan jika pelatihan ini penting diketahui para santri sebagai langkah esensial meningkatkan kesadaran bersama tentang mitigasi bencana dan manajemen kebencanaan yang efektif dan efisien.
“Jadikan pengalaman di JANTARA bekal berharga dalam menghadapi bencana. Sehingga dapat diterapkan di pesantren sebagai edukasi, mitigasi, dan penanganan bencana ke santri lainnya,” terang Achmad Lukman.
Selain menambah kapasitas santri saat penanganan bencana di fase tanggap darurat, menurut Putri JANTARA Training juga menjadi wadah tepat dalam memberikan keterampilan kedaruratan, memperbaiki alur koordinasi, serta memberikan pemahaman tentang protokol kebencanaan sejak dini.
“Kami berharap JANTARA Training memberikan dampak positif bagi santri agar mereka lebih siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai potensi bencana di masa mendatang. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, kami yakin para santri bisa membangun komunitas tangguh terhadap bencana,” harap Putri.
Selama santri mengikuti JANTARA Training, para pembina diajak mengembangkan kompetensinya dalam Training Pengasuhan bersama Yeti Widiati, Psikolog, dan Muhammad Syafi’ie el-Bantanie, Praktisi Lembaga Pengembangan dan Investasi Wakaf Dompet Dhuafa.
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie menyampaikan, Training Pengasuhan bertujuan membekali para pembina dengan pengetahuan dan keterampilan guna memahami kebutuhan emosional santri serta membangun sekaligus mengembangkan kepekaan dan empati.
Selama sesi pelatihan, para pemateri memberikan wawasan baru seputar parenting tepat khusus santri, pentingnya mendengarkan, mengenal kebutuhan psikologis dasar, memahami perbedaan individu, serta memberikan perhatian dan dukungan tepat bagi mereka.