“Setiap perjalanan membutuhkan bekal. Acara ini merupakan penambahan bekal bagi antum sebelum diwisuda”, ujar Juli Siswanto, Kepala eTahfizh, pada sambutannya membuka Kelas Pendadaran pada Kamis (20/6).
Kelas pendadaran merupakan pembekalan bagi santri kelas akhir Ekselensia Tahfizh School (eTahfizh) menjelang wisuda.
Selama dua hari, Kamis (20/6) hingga Jumat (21/6) santri dibekali dengan beragam materi sebagai penguatan dan persiapan menapaki jenjang pendidikan selanjutnya.
Acara diikuti sebelas orang santri bagi santri eTahfizh angkatan IV yang kini duduk di kelas XII.
Di hari pertama santri mendapatkan materi tentang miracle of zakat . Materi ini dimaksudkan sebagai penambahan pengetahuan tentang perzakatan sekaligus memehamkan santri mengenai peran zakat dalam pembangunn peradaban umat. Hadir sebagai pemateri Ustaz Ahmad Rifat Mathar dari Dewan Syariah Dompet Dhuafa.
Pada sesi kedua santri diajak mendalami sejarah dan value kerelawanan dompet dhuafa bersama Rizki Putra Pratama, penggerak DD Volunteer Jabodetabek.
Sesi terakhir di hari pertama, Ustaz Samsam Nur Hidayat dari IKADI mengajak santri menguatkan lagi tugas dan peran sebagai penghafal Qur’an untuk senantiasa menjaga Al Qur’an hingga akhir hayat.
Pada hari kedua santri mendapatkan materi persiapan kampus berupa shifting paradigm, kelaumnian, serta campus survival.
“Cari lingkungan yang baik, perkuat tujuan, dan teruslah bermanfaat. Jadi santri harus menjadi tekad dan kebanggaan”, pesan Muh. Shirli Gumilang pada materi shifting paradigm. Ia membekali santri dengan seperangkat kerangka berfikir agar santri siap menapaki dunia pasca eTahfizh.
Pada sesi kealumnian santri mendapatkan sharing program-program alumni dari Masykur Huda, officer bagian kelaumnian GREAT Edunesia.
Di sesi terakhir, Usamah Imam K.A.K, alumni eTahfizh angkatan I yang saat ini kuliah di UIN Walisongo Semarang didapuk membawakan materi tentang campus survival.
Selama hampir dua jam ia berbagi cara survive di kampus mulai dari menata niat hingga cara mengelola finansial bagi mahasiswa.
Ari, PIC program kelas Pendadaran menyampaikan pada sesi penutupan bahwa kelas pendadaran merupakan pembekalan terakhir sebagai penguatan sebelum santri meninggalkan eTahfizh.
“Rentetan materi kelas pendadaran ini mengajak antum melihat darimana dan akan kemana. Hari pertama mengajak antum flashback perjalanan tiga tahun antum di eTahfizh dan materi kedua mengajak antum menyiapkan diri selepas di eTahfizh. Semoga antum mampu meresapi tiap materi dengan baik, pungkasnya. [MA]