isra mikraj momen pendidikan spiritual

Isra Mikraj: Momen Pendidikan Spiritual

Keberhasilan dakwah Nabi di Makkah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Quraisy. Perlawanan ide yang gagal meredam dakwah islam berujung pada perlawanan fisik yang mendera Rasul dan para sahabat. Demi memadamkan api Islam yang semakin berkobar, kaum kafir Quraisy sepakat untuk menjatuhkan hukuman boikot terhadap Nabi Muhammad dan pengikutnya. Mereka mengucilkan Nabi, keluarga, dan para sahabat, serta memutuskan segala bentuk hubungan perdagangan, sosial, dan ekonomi dengan mereka. Keputusan ini berdampak sangat berat bagi kaum Muslimin, terutama karena Makkah saat itu merupakan pusat perdagangan utama di wilayah Arab.

Selepas ujian boikot selama tiga tahun, ujian bagi dakwah hadir dengan wafatnya Abu Thalib dan Sayyidah Khadijah. Peran Abu Thalib dalam melindungi Nabi tidak hanya sebatas memberikan tempat perlindungan fisik, tetapi juga melibatkan negosiasi dan upaya-upaya yang merugikan Nabi. Saat kaum Quraisy melakukan berbagai upaya untuk menghalangi dakwah Nabi, Abu Thalib dengan tegas menolak sehingga menempatkannya pada risiko yang besar. Selain karena hilangnya perlindungan dakwah, kesedihan Nabi bertambah karena Abu Thalib tidak mendapat hidayah islam sampai akhir hayatnya.

Di tahun yang sama Rasul pun kehilangan istri tercinta Sayyidah Khadijah. Sosok yang selalu ada di saat senang dan susah, yang senantiasa memberikan dukungan tanpa pamrih. Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, Khadijah adalah orang pertama yang mempercayai dan mendukungnya. Selama 25 tahun mengarungi rumah tangga, beliau adalah tempat curahan hati Nabi, penolong dalam menenangkan dan meringankan beban pikiran.

Kehilangan keduanya menjadi pukulan berat bagi nabi sehingga tahun itu pun dikenal dengan Amul Hazmi atau tahun kesedihan. Keadaan itu memaksa Nabi mencari perlindungan dan dukungan di tempat lain, lokasi yang dituju adalah Thaif. Langkah ini dilakukan dengan harapan menemukan tempat yang aman untuk melanjutkan dakwahnya, serta memperoleh dukungan dari suku-suku di luar Makkah. Kedatangan Nabi Muhammad ke Thaif tidak disambut dengan baik. Sebaliknya, beliau dan pengikutnya malah dihadapkan pada penerimaan yang dingin dan bahkan keras. Para pemimpin Thaif menolak dakwah beliau dengan tegas, bahkan mengirimkan para pemuda untuk melempari Nabi dengan batu-batu hingga beliau terluka dan terpaksa meninggalkan kota tersebut.

Terpuruk dalam kekecewaan dan penderitaan fisik, beliau bersimpuh di tengah gurun pasir, mengadu kepada Allah tentang penerimaan yang sulit dijumpai dari manusia. Pada saat itulah, malaikat Jibril datang untuk menawarkan bantuan dan pertolongan dari Allah. Beliau diberikan pilihan untuk menghancurkan kota Thaif sebagai pembalasan atas perlakuan buruk mereka terhadap beliau, namun Nabi Muhammad memilih untuk memaafkan mereka. Keteguhan hati dan kebesaran jiwa beliau dalam menghadapi cobaan tersebut menjadi contoh yang luar biasa bagi umat Islam.

Setelah berbagi peristiwa pahit di tahun kesedihan, maka Allah pun menghibur Nabi melalui peristiwa Isra Mikraj. Isra Mikraj adalah hadiah yang luar biasa dari Allah ketika nabi mendapat ujian yang berat. Melalui Isra Mikraj, Allah memperjalankan nabi dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian ke langit-langit dunia dan langit-langit yang lebih tinggi dalam satu malam. Sebuah pengalaman spiritual yang tidak pernah diberikan pada nabi-nabi sebelumnya.

Disaat manusia menghinakan Nabi, justru Isra Mikraj menjadi momentum Allah meninggikan kedudukan Nabi di antara para nabi dan rasul yang lain. Selain itu Allah memberi hadiah berupa Salat 5 waktu sebagai pilar utama islam. Salat 5 waktu merupakan cara bagi umat Muslim untuk berkomunikasi dengan Allah, mengungkapkan rasa syukur, memohon ampun, dan meminta petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Inilah hadiah terbesar yang Allah berikan, bukan dalam bentuk fisik namun melalui bentuk spritual. Ada banyak hikmah terkait pendidikan kisah yang kita bisa ambil dari peristiwa Isra Mikraj diantaranya

PENDIDIKAN MORAL
Peristiwa Isra dan Mikraj dan kejadian sebelumnya mengandung nilai-nilai penting seperti ketekunan, kesabaran, keberanian, dan keteguhan hati. Ini adalah nilai-nilai yang sangat penting dalam pendidikan karakter dan moral, yang dapat diajarkan kepada generasi muda agar mereka menjadi pribadi yang kuat dan berakhlak mulia.

PENDIDIKAN KETAATAN
Isra Mikraj juga menegaskan pentingnya ketaatan kepada perintah Allah. Perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk menjalankan salat lima waktu merupakan contoh konkret dari ketaatan yang harus diikuti oleh umat Islam. Dalam pendidikan, penting untuk mengajarkan ketaatan kepada aturan dan nilai-nilai yang berasal dari ajaran agama.

PENDIDIKAN VISI DAN INSPIRASI
Keenganan Nabi menerima tawaran dari malaikat Jibril untuk menghancurkan penduduk Thaif serta mengharap dari generasi selanjutnya akan muncul para pejuang islam memberikan inspirasi dan visi yang luar biasa. Hal ini mengajarkan kepada kita pentingnya memiliki impian besar dan tujuan yang mulia dalam hidup.

PENDIDIKAN SPIRITUAL
Isra Mikraj mengandung pelajaran spiritual yang mendalam. Perjalanan ini menunjukkan pentingnya pencarian ilmu dan pemahaman yang lebih dalam tentang agama.

Pendidikan spiritual menjadi landasan penting bagi umat Muslim untuk memperkuat iman dan ketaatan mereka kepada Allah.

Dengan memahami dan mengaplikasikan pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam peristiwa Isra Mikraj, semoga dapat menjadi momentum untuk membentuk generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan memiliki visi yang besar untuk masa depan yang lebih baik. (DK)

Facebook
Twitter
LinkedIn

Slide
Oleh : Yonatan Y. Anggara Boleh jadi, lemah adalah bentuk yang paling dihindari oleh…
Sebab Privilege Itu Nyata Privilege. Isu ini kembali jadi trending gegara pelantikan staf khusus…
Semua Butuh Proses, Sahabat Pendidikan Oleh:Abdul Rozak, BAKTI NUSA 9 Sesuatu yang besar pastilah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *