Optimalkan Rancangan Aktivitas Literasi Kreatif SLI Lakukan Uji Coba Modul di SDN Waringin
Bogor – Salah satu program yang sedang dirancang oleh tim program Sekolah Literasi Indonesia (SLI) adalah Kelas Literasi Kreatif (KLiK). KLiK tersebut nantinya akan menyasar pengembangan budaya literasi di tiga ranah, yakni sekolah, keluarga dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Agar program KliK ini dapat menyasar dan memberi kebermanfaatan lebih luas, SLI merancang Modul KliK sebagai prototipe aktivitas literasi.
Modul yang sedang disusun ini kelak menghadirkan strategi dan metode praktis yang diharapkan dapat membantu para orang tua, tenaga pendidik, dan penggiat literasi dalam mengimplementasikan aktivitas literasi yang menyenangkan bagi anak. Kontennya disesuaikan untuk anak jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga usia Sekolah Dasar (SD).
Uji coba modul dilaksanakan di SDN Waringin, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor pada Senin (20/6). Dalam pelaksanaannya tim SLI melibatkan pihak sekolah; guru sebagai observer dan fasilitator, serta siswa sebagai pembelajar yang diberikan aktivitas literasi yang menyenangkan.
Pelibatan guru sebagai observer dan fasilitator pada tahap uji coba modul, bertujuan agar mampu memberikan feedback kepada tim program guna mengoptimalkan rancangan modul yang sudah disusun. Selain itu, keterlibatan mereka juga diharapkan mampu melihat contoh atau gambaran aktivitas yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam maupun luar kelas.
Aktivitas yang disusun dalam KLiK mencakup seluruh dimensi literasi yaitu literasi baca tulis, literasi sains, literasi numerasi, literasi finansial, literasi digital, serta literasi budaya dan kewargaan. Selain itu, aktivitasnya dirancang agar menguatkan karakter Pelita Diri (Peduli, Tanggung jawab, Disiplin, Jujur dan Mandiri) serta menguatkan kompetensi abad 21 yang mencakup kreatif, berpikir kritis, komunikasi dan kolaborasi.
Tujuan disusunnya modul KLiK antara lain, agar orang tua, guru dan penggiat literasi mempunyai gambaran serta acuan dalam membuat rencana aktivitas literasi yang kreatif dan menyenangkan. Serta orang tua, guru dan penggiat literasi bisa memahami pentingnya budaya literasi di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.
“Menarik sekali bapak ibu, saya selaku wali kelas enam yang dalam mengajar seringkali membuat anak-anak merasa tidak bersemangat karena bingung mau dengan cara apa dalam memberikan pengajaran yang menyenangkan di kelas. Adanya aktivitas literasi yang beragam ini menjadi referensi saya ke depannya,” ucap Sri Fatmawari.
Pihak guru lainnya juga secara bergantian memberikan kesan dan sarannya terkait dengan rangkaian aktivitas yang sudah dilakukan di masing-masing kelas. “Tantangan dari modul ini adalah, terkadang anak-anak yang sekolahnya berada di desa masih sangat lambat memahami apa yang disampaikan, apalagi jika menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sehingga sarannya perlu disesuaikan lagi cara penyampaiannya. Tak hanya itu, lembar kerjanya juga perlu diperhatikan, agar anak-anak mudah memahami apa yang akan mereka lakukan dalam memecahkan masalah,” tegas Arni, Wali Kelas Satu.
Guru Agung Pardini, mentor SLI juga turut hadir di tengah tim program SLI dan pihak sekolah. Kehadirannya memberikan penguatan terkait dengan pentingnya pengembangan literasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. “Kita jangan sampai tersisihkan oleh perkembangan teknologi. Zaman bisa semakin serba cepat, pun ilmu pengetahuan dapat dengan mudah kita akses hanya dengan sekali klik saja melalui smartphone atau komputer, itu akan menggeser usaha kita dan generasi kita mencari tahu solusi dari persoalan hidup secara terperinci melalui pemecahan masalah yang dituang dalam proses pembelajaran sehari hari,” lugasnya.
Tim program SLI berharap, melalui aktivitas uji coba modul yang diselenggarakan langsung dengan mempraktikkan seluruh aktivitas secara bertahap serta dengan perolehan ragam umpan balik dari para guru, bisa memaksimalkan konten modul KLiK yang sedang digarap.