Fasilitator Klaster Mandiri Gowa Gelar Pelatihan Manajemen Perpustakaan
Program Klaster Mandiri di bawah naungan Sekolah Literasi Indonesia (SLI) bersama mitra Matahari Department Store melaksanakan pelatihan Manajemen Perpustakaan Sekolah di desa Rannaloe Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini dihadiri aparat pemerintah desa, wakil ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, kepala sekolah dan para guru dari sekolah dampingan Program Klaster Mandiri SLI.
Pelatihan ini digelar dengan tujuan perpustakaan sekolah bisa menjadi wadah dan sumber belajar yang menyenangkan, (dan) sebagai sarana rekreasi edukasi bagi pemustaka.
Kegiatan yang berlangsung di aula Kantor Desa Rannaloe Gowa ini, memantik antusias yang tinggi, sehingga peserta menjadi bersemangat untuk terus belajar mengelola perpustakaan sekolah agar menarik minat kunjung ke perpustakaan, khususnya minat baca di sekolah. Ini bisa menjadi sumbangsih yang besar demi peningkatan indeks literasi di Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam kesempatan tersebut wakil ketua BPD ibu Masruhah yang juga sekaligus Kepala Madrasah Aliyah Guppi Rannaloe dan Kepala TK Komunitas Menara mengungkapkan rasa syukurnya adanya pelatihan ini sebagai bentuk ikhtiar bagi sekolah dalam memanajemen perpustakaan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi pustakawan sekolah khususnya peserta didik. “Ini bisa menjadi langkah baik untuk memberikan pelayanan yang optimal untuk anak didik kita agar mau membaca dan mengenal perpustakaan,” tutur Masruhah.
Pelatihan yang disampaikan oleh Melati sebagai Fasilitator Program Kalster Mandiri SLI DD dikemas dengan apik. Selain mendapatkan materi Manajemen Perpustakaan, mereka juga diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung membuat label bahan pustaka, dan mengklasifikasi buku sesuai dengan ketentuannya.
“Kegiatan ini sangat menyenangkan, kami jadi banyak tahu tentang Pengelolaan Perpustakaan yang indah dan bisa langsung dipraktikkan metode labeling buku yang selama ini kami tidak pahami. Ternyata mengelola bahan pustaka seru dan menantang. Saya berharap pelatihan seperti ini sering dilakukan, karena sehari rasanya belum cukup untuk menyerap banyak ilmu tentang Perpustakaan.” ungkap Sunarti, peserta dalam pelatihan tersebut.
Semoga kegiatan ini tak hanya memberikan wawasan kepada pihak sekolah khususnya pengelola perpustakaan tentang bagaimana memperindah ruang perpustakaan, mengatur administrasi perpustakaan dan aturan lainnya, namun juga mampu membangun kesadaran bahwa dalam membangun budaya literasi perlu adanya ikhtiar.